HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga akhir triwulan pertama tahun ini menang terus melemah.
Namun ia mengklaim, kinerja mata uang Indonesia itu masih lebih baik ketimbang mata uang negara tetangga, seperti Ringgit Malaysia dan Bath Thailand. Pasalnya hingga 28 April 2024, depresiasi rupiah hanya sebesar 2,89 persen.
“(Rupiah) Ini lebih rendah depresiasinya dibanding mata uang dari beberapa negara sepert Thailand baht 6,41 persen year to date, ringgit 2,97 persen year to date,” katanya dalam konferensi pers virtual yang dikutip Holopis.com, Jumat (3/4).
Dia mengatakan, bahwa kinerja rupiah ditopang oleh kebijakan stabilitas Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan. Dimana pada periode Maret 2024, surplus neraca dagang Indonesia mencapai US$4,47 miliar.
Sementara itu, rupiah kembali ditutup menguat pada perdagangan Jumat (3/5) jelang akhir pekan ini, di mana rupiah makin mendekati level psikologis Rp 15.900/US$.
Tercatat dalam sepekan ini, mata uang Garuda itu menguat 0,15 persen. Namun, penguatan rupiah pada pekan ini cenderung terpangkas, di mana pada pekan lalu rupiah berhasil menguat 0,28 persen.
Adapun penguatan rupiah ini terjadi pasca bank sentral AS, yakni Federal Reserve alias The Fed memutuskan kembali menahan suku bunganya di level 5,25 – 5,5 persen pada Kamis (2/5) dini hari waktu Indonesia kemarin.