HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui, bahwa harga jagung saat ini tengah mengalami penurunan. Hal itu karena adanya panen raya di sejumlah daerah yang membuat stok jagung mengalami oversupply.
Menurut Jokowi, penurunan harga ini merupakan hal yang dinanti oleh para peternak yang membutuhkan jagung untuk pakan ternak mereka. Namun di sisi lain, penurunan harga jagung ini menjadi hal yang kurang menggembirakan bagi petani.
“Ini memang baru panen besar ini jagung, baik di Sumbawa, baik di Dompu, waktu minggu yang lalu kita lihat di Gorontalo, semuanya panen, sehingga terjadi adalah harga turun karena oversupply,” ujar Jokowi usai meninjau panen Jagung di Sumbawa, NTB, Kamis (2/5) seperti dikutip Holopis.com.
“Harga yang sebelumnya Rp7.000 sekarang sudah menjadi Rp42.00. baik untuk peternak tapi kurang baik untuk petani,” sambungnya.
Jokowi pun mengakui, bahwa menjaga keseimbangan harga yang baik untuk petani dan juga peternak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun ia menekankan, bahwa yang terpenting adalah menjaga produktivitas agar terus meningkat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga produktivitas tersebut, menurut Jokowi, adalah pada pemilihan benih.
“Misalnya kayak sini pakai benih tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7 (ton), 8 ton, kalau yang BC juga sama bisa 7 (ton), 8 (ton), 9 ton. Nah, produksinya harus itu,” tuturnya.
Jokowi lantas menyinggung perihal usulan petani terkait kenaikan harga acuan jagung menjadi Rp 5.000 per kg. Ia menuturkan, bahwa usulan tersebut saat ini tengah dalam pembahasan.
“Ini yang kemarin kita sudah hitung-hitung, dan kita dorong,” ujar Jokowi.