HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekretaris DPP Partai Demokrat, Hasbil Mustaqim Lubis alias Hasbil Lubis menyangkal asumsi bos Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno soal dugaan bahwa Prabowo Subianto akan mengkhianati Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini karena Wapres Prabowo adalah putra sulung Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka. Sehingga dugaan bahwa Prabowo akan meninggalkan Jokowi dan memilih PDIP serta Megawati Soekarnoputri jelas tidak masuk akal.

“Saya rasa Pak Prabowo tidak demikian, apalagi anak Pak Jokowi Wapres,” kata Hasbil dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (1/5).

Terlebih, Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia dua periode, sehingga ia juga menduga bahwa mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan tetap berada di jalur politik. Entah akan tetap berada di PDIP atau berlayar dengan partai lain.

“Dan satu lagi, arah politik Pak Jokowi setelah tidak Presiden kita belum tahu, bisa saja beliau terus berkarya di politik lewat parpol atau lainnya,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menilai bahwa asumsi Adi Prayitno masih terlalu prematur. Sebab, dinamika politik tentu masih sangat dinamis.

“Masih banyak dinamikanya mas,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, bahwa Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno memprediksi Prabowo Subianto akan memilih PDI-P ketimbang Presiden Joko Widodo.

Adi meyakini hal tersebut bakal terjadi usai Jokowi lengser dan Prabowo resmi dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2024.

“Rasa-rasanya setelah 20 Oktober, Prabowo ini akan jauh memprioritaskan PDI-P ketimbang Jokowi yang sudah tak lagi jadi presiden,” kata Adi dalam keterangannya, Selasa (30/4) kemarin.

“Tapi per hari ini, saya membaca Prabowo masih cukup menghargai dan menjadikan Jokowi sebagai variabel penting. Karena sampai tanggal 20 saya kira Jokowi masih jadi presiden,” sambungnya.

Menurut Adi, ketika Jokowi sudah tidak menjadi sosok penting bagi Prabowo, potensi PDI-P bergabung ke pemerintahan terbuka. Sebaliknya, jika nantinya Jokowi masih ikut campur dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, PDI-P tidak akan senang untuk ikut berkoalisi.

“Oleh karena itu, setidaknya PDI-P barrier politiknya bagaimana hubungan Prabowo dan Jokowi. Kalau sudah tak baik-baik saja, bukan tidak mungkin PDI-P itu akan jadi bagian dari koalisi,” kata Adi.