HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia masih belum maksimal, padahal pemerintah sudah mengelontorkan insentif potongan harga utnuk kendaraan listrik roda dua sebesar Rp 7 juta. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko.
“Seperti yang kita lihat insentif bantuan pemerintah Rp7 juta untuk sepeda motor, tapi belum terlihat maksimum serapannya. Ini kan ada apa ya?,” tanya Moeldoko kepada awak media seperti dikutip Holopis.com, Selasa (23/4).
Selain itu, Moeldoko mengatakan alasan lainnya yakni masih ada beberapa hal yang masih kurang memberi daya tarik bagi konsumen Indonesia. Seperti, jarak tempuh motor listrik yang tidak bisa terlalu jauh, tarikan yang dirasa kurang hingga harganya yang masih masuk kategori mahal.
Dengan berbagai kendala yang masih ada, Moeldoko mengeaskan akan terus mengkaji atas capaian yang masih kurang baik dari tahun ke tahun.
“Isu ini, lambat laun akan terpecahkan secara alamiah, baik chraging station akan lebih cepat, jarak yang lebih jauh, harga lebih murah. Ini kan sebenarnya yang menjadi keinginan masyarakat,” ujar dia.
Pada kuartal pertama tahun 2024, terdapat kenaikan sebanyak 18.301 unit atau 118,25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berhasil tercatat 8.385 unit untuk wholesales.
Dari data tersebut, kendaraan berteknologi baterai elektrik sebanyak 5.023 unit naik 27,44 persen, hybrid berhasil mencatat kenaikan sekitar 13.261 unit atau meningkat sebesar 72,46 persen dan plug-in hybrid sebanyak 17 unit meningkat sebesar 0.09 persen.