HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengapresiasi sikap Prabowo Subianto yang meminta semua relawan, simpatisan, dan pemilihnya untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi unjuk rasa di MK.
Menurutnya, apa yang dilakukan Prabowo justru menunjukkan tingginya kelas calon Presiden tersebut di kancah polemik hasil Pemilu.
“Itu menunjukkan Prabowo sebagai negarawan, trah pemenang memang tenang dan sabar, salut,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Jumat (19/4).
Sebelumnya, sejumlah simpatisan paslon 01 dan 03 berencana melakukan aksi secara maraton di MK. Aksi-aksi tersebut diklaim sebagai dukungan moril kepada majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) agar mengabulkan permohonan para pemohon dalam perkara sengketa PHPU (perselisihan hasil pemilihan umum) di Pilpres 2024.
Bahkan rencananya, mereka akan menggelar shalat Jumat di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha sebagai bagian dari rangkaian aksi demonstrasi politik tersebut pada Jumat siang nanti.
Dengan batalnya rencana aksi relawan dan simpatisan Prabowo-Gibran tersebut, Habib Syakur menilai bahwa situasi akan lebih kondusif. Sebab jika mereka tetap aksi, potensi konflik dan gesekan fisik antar simpatisan sangat mudah terjadi dan bisa berdampak tidak baik bagi iklim demokrasi di Indonesia.
“Kalau relawan Prabowo-Gibran turun, saya kira akan mudah terprovokasi dan bisa chaos ya. Jika itu terjadi tentu yang dirugikan semuanya. Sudah tepat Prabowo menahan pendukungnya untuk tidak terpancing, sudah sangat gentle,” ujarnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur yang juga ulama asal Malang Raya tersebut pun mengatakan, bahwa suara Prabowo-Gibran yang mencapai 96.214.691 suara tersebut memang real. Sebab, sampai dengan saat ini dalil di dalam persidangan PHPU yang diupayakan paslon 01 dan 03 sama sekali tidak ada yang menyanggahnya.
“Kan MK menyelesaikan sengketa hasil ya, jadi yang diproses itu harusnya perolehan suara. Faktanya kita tak mendengar tim hukum AMIN dan TPN yang men-challenge angka itu. Artinya, memang faktanya suara Prabowo-Gibran 96 juta, ya,” tutur Habib Syakur.
Oleh sebab itu, ia pun berharap agar semua simpatisan dan relawan Prabowo Gibran untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa apa pun sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Prabowo Subianto dalam sebuah penggalan video.
Apalagi kata Habib Syakur, ikut cara-cara kelompok pendukung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar yang menggelar shalat jumat di MK.
“Ya jangan, itu kan shalat jumat politik, itu penodaan agama menurut saya, masak sih shalat jumat dijadikan kedok untuk demo politik, ini merendahkan derajat shalat yang notabane menghadap Allah SWT. Jangan ditiru cara-cara merendahkan Islam gaya pendukung Khilafah dan Anies itu,” pungkasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Prabowo Subianto menyampaikan imbauannya secara terbuka kepada para relawan, simpatisan, kader partai hingga pemilihnya di Pilpres 2024 untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa di MK.
“Saya mengimbau seluruh pendukung Prabowo Gibran untuk sekali lagi menahan diri, berjiwa besar. Memberi suatu dukungan tidak harus dengan aksi-aksi massa dan aksi-aksi di jalan,” kata Prabowo dalam video yang diunggah pada hari Kamis, 18 April 2024.
Imbauan untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi unjuk rasa ini bukan berarti menunjukkan kekalahan. Sebab, jika melihat situasi saat ini yang utama adalah bagaimana bisa menahan diri untuk memberikan kesempatan terbaik bagi majelis hakim MK melakukan tugasnya dengan leluasa dan independen.
“Hal ini tidak berarti bahwa kita lemah, tidak, justru orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan perasaannya, pihak yang bisa menahan diri. Pihak yang kuat adalah pihak yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan atau pribadi,” tuturnya.