HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh bangsa Indonesia, khususnya generasi muda untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

“Sudah sering saya sampaikan bahwa Indonesia negara kita ini memiliki peluang besar memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju,” kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di acara Pembukaan Kongres HIKMAHBUDHI Ke XII Tahun 2024 di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Kamis (28/3) seperti dikutip Holopis.com.

Menurut Jokowi, kesempatan emas ini diprediksi akan terjadi di sekitaran tahun 2030 mendatang. Di mana saat itu, angkatan kerja Indonesia sedang berada di puncaknya.

“Saat puncak bonus demografi di tahun 2030-an, saat itulah kesempatan kita saat 68% penduduk Indonesia ini berada di usia produktif,” ujarnya.

Ia meminta agar semua pihak tidak tutup mata akan fakta ini, sehingga semua komponen bangsa Indonesia bisa berbondong-bondong untuk mengisi kesempatan emas itu sehingga Indonesia yang dicita-citakan menjadi negara maju bisa terwujud di tahun 2045.

“Dan ini adalah kesempatan langka,” tuturnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Republik Indonesia tersebut mengatakan, bahwa kesempatan emas ini jangan sampai dilewatkan begitu saja. Apalagi kesempatan semacam ini diprediksi hanya akan terjadi 1 kali seumur hidup.

Bahkan ia sampai memberikan contoh negara gagal menanfaatkan kesempatan besar yang diberikan universe untuk menjadi negara maju. Salah satunya adalah negara di kawasan Amerika Latin.

“Biasanya dalam satu peradaban sebuah negara hanya diberi kesempatan sekali untuk melompat menjadi negara maju,” tandasnya.

“Saya sering memberikan contoh negara-negara di Amerika Latin yang tahun 50-an, tahun 60-an, tahun 70-an sudah menjadi negara berkembang. Tapi tidak bisa menggunakan kesempatan yang diberikan kepada mereka sehingga sampai saat ini mereka juga tetap masih menjadi negara berkembang,” sambungnya.

Selain Amerika Latin, Jokowi juga menyebut negara di Afrika Selatan. Ia menerangkan bahwa sebenarnya Afrika Selatan bisa menjadi negara maju jika bisa memanfaatkan dengan baik potensi SDM yang mumpuni. Sayangnya, kesempatan itu kata Jokowi, tidak diambil oleh pemerintah dan stakeholders di sana.

“Tahun 2015, 63% penduduk di Afrika Selatan berusia produktif. Artinya bonus demografinya di tahun 2015. Apa yang terjadi, justru 25% penduduknya pengangguran. Dan tahun 2021 naik lagi penganggurannya menjadi 33%,” papar Jokowi.

Selain memberikan contoh negara yang gagal, Jokowi juga memberikan contoh negara yang sukses mengambil kesempatan emas mereka, sehingga negara mereka saat ini menjadi negara maju, bahkan cukup diperhitungkan di kancah dunia internasional.

“Contoh yang berhasil Korea Selatan. Di tahun ’87 mereka sudah memiliki income per kapita kira-kira 3.500, dan lompat di tahun ’95 sudah menjadi high income country, yaitu berada di 11.800 USD, income per kapitanya,” terangnya.

Dengan pendapatan rata-rata per tahun tersebut, Jokowi menyebut bahwa Korea Selatan sudah berhasil masuk dalam kategori negara maju.

“Artinya, dia (Korsel) sudah masuk pada negara maju, karena apa, kualitas SDM lewat pendidikan dan training yang mereka lakukan berhasil,” tambahnya.

Kemudian, dengan melihat contoh Korea Selatan yang disebutkannya itu, Jokowi menyatakan bahwa keinginan besarnya adalah bagaimana Indonesia mau dan mampu memanfaatkan bonus demografi tersebut sehingga Indonesia mampu menjadi negara maju.

“Kita juga ingin seperti itu (Korsel), ingin menjadi negara maju. Melihat yang gagal dan melihat yang berhasil, kenapa gagal dan kenapa berhasil. Dan kita harapkan Indonesia emas itu betul-betul terjadi di 2045 yang akan datang,” tegasnya.