HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti kondisi cuaca panas dan terik yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir ini. Dimana disebutkan, bahwa kondisi tersebut berpotensi meningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD).

kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi menjelaskan, bahwa kondisi cuaca panas terik yang terjadi akhir-akhir ini mempermudah jentik nyamuk untuk berkembang biak.

“Kalau saya bilang akhir-akhir ini hujan deras, kemudian tiga empat hari ini panas. Ini yang menyebabkan genangan yang ada dari hujan itu berpotensi menimbulkan banyak sarang nyamuk untuk berkembang biak (breeding place),” dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (21/3).

Imran menambahkan, cuaca panas yang datang secara tiba-tiba akan menyebabkan air dalam tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, yang menularkan virus dengue itu semakin kotor dan tidak terbilas dengan air yang baru.

“Sebetulnya dari sisi epidemiologi, lebih aman kalau hujan terus ada karena airnya akan terganti. Kalau sekarang hujannya berbahaya untuk terkait dengue,” kata dia.

Sebagai informasi, data Kemenkes per 18 Maret mencatat total kasus dengue di Indonesia sudah mencapai angka 35.556 kasus. Dimana provinsi Jawa Barat menjadi daerah penyumbang kasus terbanyak, dengan 10.428 kasus.

Kemudian disusul provinsi Jawa Timur sebanyak 3.638 kasus, Sulawesi Tenggara 2.763 kasus, Kalimantan Tengah 2.309 kasus, Kalimantan Selatan 2.068 kasus dan Lampung sebanyak 1.761 kasus.

Dalam data yang sama, total kasus kematian akibat virus dengue ini pun sudah mencapai 290 kasus.