HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyampaikan prediksi pihaknya terkait musim kemarau tahun 2024.
Dia menyebut, jadwal musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia mundur jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana puncaknya baru terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024.
“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya, maka awal musim Kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 Zona Musim (ZOM) atau 40 persen, sama pada 175 ZOM, dan maju pada 105 ZOM,” ujar Dwikorita dalam keterangan pers yang dikutip Holopis.com, Sabtu (16/3).
Dwikorita menyampaikan, wilayah yang musim kemaraunya diprediksi mundur yaitu sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur. Kemudian sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, dan sebagian NTT.
Sementara di bagian timur Indonesia, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku, juga akan mengalami penundaan kemarau.
“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya, maka secara umum musim kemarau 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal, masing-masing sebanyak 359 ZOM dan 279 ZOM. Namun, terdapat 61 ZOM yang diprediksikan akan bersifat bawah normal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dwikorita juga menjelaskan terkait El-Nino, dimana fenomena tersebut hingga awal Maret 2024 ini tergolong moderat, dengan nilai indeks 1,59. hal itu berdasarkan pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik.
Sedangkan di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral.Fenomena El Nino tersebut diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024.
Kemudian setelah triwulan ketiga, yakni Juli-Agustus-September 2024, lanjut Dwikorita, berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah. Sedangkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi akan tetap netral, setidaknya hingga September 2024.
Sementara itu, untuk kondisi suhu muka laut di Indonesia, diprediksikan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 – +2.0 derajat celcius lebih hangat dari kondisi normalnya.