HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Bidang Dakwah dan Ukhwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Muhammad Cholil Nafis ikut berbicara terkait potensi perbedaan awal Ramadan antara pemerintah dengan sejumlah ormas Islam di Indonesia.
Menurutnya, perbedaan tersebut bukan hal yang baru bagi masyarakat. Dia pun meyakini, masyatakat pun sudah terbiasa dengan perbedaan awal puasa Ramadan, maupun dalam pelaksanaan Idul Fitri atau Lebaran.
“Saya yakin masyarakat sudah terbiasa dengan perbedaan memulai puasa ataupun berlebaran,” kata Cholil Nafis dalam cuitan di akun X pribadinya yang dikutip Holopis.com, Minggu (10/3).
Dia pun melihat, akan ada perbedaan awal bulan suci Ramadan antara pemerintah dengan sejumlah ormas pada tahun ini. Namun ia meyakini, pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri antara pemerintah dengan ormas Islam akan berbarengan.
“Tahun ini sepertinya memulai Radhan ada yang berbeda, tapi insyaAllah lebarannya bareng,” ujarnya.
Dia pun berpesan kepada seluruh umat muslim untuk memulai Ramadan sesuai dengan keyakinan masing-masing, yang tentunya dengan semangat penuh keimanan.
“Mulailah Ramadan kita sesuai keyakinan masing-masing dengan tetap berupaya khusyu’ dan penuh keimanan,” pungkasnya.
Sebagai informasi Sobat Holopis, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi pada hari ini, Minggu (10/3). Sidang isbat tersebut dijadwalkan digelar di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jakarta Pusat.
Adapun keputusan sidang isbat ini akan mengacu pada hasil pantauan atau rukyatul hilal yang digelar di 134 lokasi di seluruh Indonesia, yang lokasinya telah ditentukan oleh Kemenag.
Melalui sidang isbat ini, pemerintah akan menetapkan tanggal 1 Ramadan 1445 Hijriah, yang menjadi awal pelaksanaan ibadah wajib puasa Ramadan.
Adapun di tahun ini, tanggal 1 Ramadan berpotensi akan berbeda dengan Muhammadiyah, yang sejauh ini telah menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Agama, Yaqut Cholil Quomas.
Oleh sebab itu, ia pun mengimbau kepada seluruh umat Islam agar tetap menjaga nilai-nilai ukhuwah Islamiyah dan toleransi jika nantinya terjadi perbedaan.
“Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi,” sebut Yaqut, Rabu (6/3).