HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas mengatakan, bahwa harga beras premium dan beras lokal sampai saat ini masih terus bergerak naik.
Dia menjelaskan, hal tersebut terjadi kurangnya suplai beras akibat adanya pergeseran jadwal tanam sebagai dampak dari fenomena El-Nino.
“Kan mestinya September, Oktober, dan November, sudah hujan. Ini hujannya baru. Jadi, tanamnya bukan geser waktu, ini pindah,” tuturnya usai mengunjungi Pasar Klender SS, Jakarta, Senin (26/2) seperti dikutip Holopis.com.
Zulhas menambahkan, para petani biasanya menanam padi pada bulan Agustus dan September. Sehingga pada saat ini menjadi, momen untuk panen. Namun karena periode tanam yang meleset, periode panen pun ikut meleset.
“Bulan depan paling baru sebagian panen. Kalau itu (beras lokal) terus yang dicari, pasti harganya naik terus. Barangnya kan terbatas karena belum panen,” terang Zulhas.
Dengan kata lain, lanjutnya, harga beras lokal yang melambung tinggi bisa jadi akan bertahan sampai beberapa waktu ke depan, apabila permintaan tak kunjung menurun.
Jika tidak mencoba beralih ke beras alternatif, maka harga beras lokal bakal susah turun di tengah suplai yang tidak memadai. “Risikonya, yang premium lokal akan naik terus,” ujar dia.
Oleh karena itu, Zulhas berharap masyarakat bisa beralih ke beras alternatif sembari menunggu waktu panen tiba.
Di samping itu, pemerintah juga telah menyediakan alternatif untuk membanjiri stok di pasar dengan beras subsidi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga Rp55.000 per 5 kilogram (kg), serta beras komersial dari Bulog seharga Rp14.000/kg.