HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kasus perundungan atau bullying saat ini sedang hangat diperbincangkan masyarakat di Indonesia. Hal tersebut karena anak dari seorang presenter terkenal, Vincent Rompies tersandung masalah perundungan di sekolahnya.

Mirisnya, kasus ini bukanlah kasus perundungan viral yang pertama dan tidak membuat masyarakat Indonesia terkejut.

Hal ini pun membuat banyak orang heran dan khawatir mengenai apa sebenarnya faktor awal dari generasi muda memiliki mental untuk menyakiti orang lain yang menurut mereka berada di bawahnya.

Berbicara kepada Holopis.com, Psikolog Klinis, Sri Mulyani Nasution atau yang lebih akrab dipanggil Riri mengatakan bahwa faktor dari sikap-sikap yang diambil seorang anak muncul dari kepribadian dan kondisi di rumahnya sendiri.

“Biasanya semua berawal dari rumah dan faktor kepribadian. Faktor di rumah mungkin dia tidak punya kebebasan, terlalu ditekan nggak boleh bersuara dan lain sebagainya dia butuh tempat untuk mengeluarkan pendapat,” kata Riri, kepada Holopis.com, Jum’at (23/2).

Alhasil mereka yang merasa tak punya ruang untuk menunjukkan eksistensi kemudian menunjukkan keberadaannya dengan cara menundukkan orang lain, dan terjadilah perundungan.

“Anak-anak biasanya belajar dari mencontoh ketika dia lihat di rumah. Misalnya ada perilaku-perilaku orang tua yang mem-bully asisten rumah tangga, anaknya sendiri lihat suami bully istri atau bisa jadi istri bully suami, anak melihat perilaku itu sebagai suatu perilaku yang biasa yang dinormalisasi sehingga dia pun melakukan perilaku yang sama kepada orang-orang lain,” jelasnya.

Orang tua yang terlalu sibuk di luar rumah juga menurut Riri memiliki berpotensi untuk menjadi pelaku perundungan. Meskipun alasan orang tua sibuk adalah demi mencari sesuap nasi.

“Orang tua yang terlalu sibuk ini penyebabnya bisa berbagai macam, biasanya untuk mencari nafkah, tapi mencari nafkah bisa dua macam juga. Ada mencari nafkah karena kondisi ekonomi buruk, ada juga orang tua yang sibuk di luar karena kegiatan lain,” jelasnya.

Karena itu menurut Riri, pendidikan moral sangat dibutuhkan untuk ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Perlu juga agar orang tuanya tak sekedar meberikan materi ke anak tetapi tidak menyisakan waktu banyak untuk dihabiskan bersama dengan anak-anak mereka.

“Orang tua harus menyadari bahwa mereka punya tanggung jawab penuh terhadap anak-anak mereka, apalagi yang masih berkembang yang seharusnya masih dalam pengawasan orang tua. Kalau memang betul-betul kondisinya tidak memungkinkan untuk memberi waktu kepada anak-anaknya, setidaknya maksimal cari lingkungan yang baik,” pungkasnya.