HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hallo sobat Holopis, jangan kaget ya kalau mendengar kita tidak akan memiliki bayangan tatkala siang hari tiba, mulai dari 21 Februari di Nusa Tenggara Timur, dan akan berlanjut ke beberapa kota lainnya.

Hari ‘Tanpa Bayangan’ sering dikenal dengan nama Kulminasi atau transit serta istiwa’ merupakan fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.

Sehingga, pada saat itu Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang”, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Dipantau Holopis.com dari lBMKG, Rabu (21/2), bahwa dipaparkan secara rinci sebab dan akibat bisa terjadinya hari tanpa bayangan, hingga penjelasannya secara kongkrit.

“Secara umum, Kulminasi utama terjadi mulai 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga akan terjadi sampa 4 April 2024 di Sabang, Aceh. Sedangkan, untuk periode kedua terjadi mulai 7 September 2024 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2024 di Baa, NTT,” tulis laporan BMKG.

Lebih lanjut, BMKG mengutarakan Hari Tanpa Bayangan ini juga akan terjadi di DKI Jakarta, yang mana akan terjadi 2 kali dalam setahun, yaitu tanggal 4 Maret dan juga 8 Oktober nanti.

“Sementara fenomena Hari Tanpa Bayangan di DKI Jakarta, untuk periode pertama terjadi pada 4 Maret 2024 dengan kulminasi utamanya mulai pukul 12.04 WIB. Untuk periode kedua terjadi pada 8 Oktober 2024 dengan kulminasi utamanya mulai pukul 11.40 WIB,” tulus laporan BMKG.