HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Ketum PP Persis), Ustadz Jeje Zaenudin turut angkat bicara terkait narasi kecurangan dan pelanggaran Pemilu 2024 yang terus diperbincangkan beberapa waktu belakangan ini.
Hingga kini, percakapan terkait Pilpres 2024, hitung cepat, informasi hoaks, dan kecurangan pemilu menjadi topik yang paling tinggi dibicarakan oleh warganet di media sosial.
Dia mengakui, bahwa kecurangan ini merugikan semua pihak, sehingga perlu diusut dan diadili, yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia.
“Kecurangan dalam segala bentuknya sudah seharusnya menjadi musuh bersama, karena kecurangan itu merugikan semua pihak. Oleh sebab itu harus diusut dan diadili sebenar-benarnya sesuai aturan hukum,” kata Ustadz Jeje dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Rabu (21/2).
Ustadz Jeje melanjutkan, pelanggaran dan kecurangan berpotensi dilakukan oleh siapapun dan pihak manapun. Maka mengusut kecurangan bukan hanya kepentingan pihak yang dikalahkan, tetapi juga untuk memperkuat legitimasi pihak yang menang.
“Penegakkan hukum terhadap pelanggaran dan kecurangan tentu membutuhkan data, fakta, bukti, dan saksi yang sahih dan kuat. Tidak bisa dengan cara menghadirkan semata dugaan apalagi dengan bersandar kepada berita-berita hoaks,” ujarnya.
Dia kemudian mengingatkan, bahwa menyebarkan berita hoaks dan framing narasi-narasi yang menanamkan kebencian dan permusuhan antar kelompok, sama buruk dan bahayanya dengan kecurangan itu sendiri.
“Dengan kecurangan suara rakyat dikhianati, pihak yang kalah dirugikan, dan yang menang kehilangan legitimasi. Sedang dengan hoaks masyarakat mempercayai berita yang salah dan berpotensi berpecah-belah,” kata dia.
“Maka kecurangan harus dilawan dengan menunjukkan saksi dan bukti agar ditegakkan hukum yang benar dan adil,” pungkasnya.