HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah Sri Lanka tengah berjuang untuk bisa keluar dari krisis ekonomi yang disebut sebagai krisis terparah sepanjang sejarah Sri Lanka.
Sebagai upaya untuk keluar dari jerat krisis tersebut, Pemerintah Sri Lanka berencana untuk mengekspor hingga 100.000 monyet endemik yang terancam punah ke China.
Sebagai informasi, monyet yang akan diekspor ke Negeri Tirai Bambu tersebut merupakan jenis kera toque endemik asal Sri Lanka. Namun diketahui, jenis monyet digolongkan sebagai hewan yang masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Menteri Pertanian Mahinda Amaraweera mengatakan, bahwa pihaknya akan menjual monyet demi keluar dari krisis. Pasalnya selama ini, pemerintah Sri Lanka melarang hampir semua ekspor hewan hidup.
“Mereka menginginkan monyet untuk lebih dari 1.000 kebun binatang yang mereka miliki di seluruh China,” kata Mahinda Amaraweera dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (12/2).
Dia mengatakan, bahwa pihaknya telah membentuk sebuah komite yang akan menyiapkan rencana ekspor kera tersebut.
“Saya telah menunjuk sebuah komite untuk mempelajari permintaan tersebut dan melihat bagaimana kami dapat melakukannya,” imbuhnya.
Namun rencana penjualan monyet tersebut nampaknya menuai kritikan oleh sejumlah pihak, salah satunya datang dari The Environmental Foundation, sebuah kelompok hak asasi hewan.
Mereka mengingatkan, bahaa tidak ada survei kera secara nasional selama lebih dari 40 tahun dan studi populasi yang tepat harus dilakukan terlebih dahulu.
“Kami ingin tahu mengapa mereka menginginkan begitu banyak monyet – apakah itu untuk daging, penelitian medis, atau tujuan lain,” kata anggota The Environmental Foundation, Jagath Gunawardana.
“Monyet bukan spesies yang dilindungi di Sri Lanka, tetapi mereka masuk dalam daftar merah internasional hewan yang terancam punah,” kata Gunawardana.