HOLOPIS.COM, JAKARTA – Thomas Lembong atau biasa disebut Tom Lembong mengklaim pengunduran diri seorang Mahfud MD tidak bisa dianggap sesuatu yang tidak bisa dibanggakan.
Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) pun menyebut bahwa pengunduran diri itu tidak bisa selalu diukur dari untung rugi elektoral.
“Jadi saya kira kabar-kabar kemarin mengenai menteri-menteri yang tidak nyaman dan berwacana untuk mundur itu memprihatinkan buat negara,” kata Tom Lembong dalam pernyatannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/2).
Tom yang pernah menjadi pembantu Presiden Jokowi itu juga menilai, mundurnya Mahfud merupakan hal yang buruk untuk negara.
“Jadi kami sama sekali tidak gembira dengan fenomena itu karena itu buruk buat negara dan jangan bicara menguntungkan secara elektoral atau semacam itu,” tukasnya.
Tom kemudian juga menegaskan bahwa dirinya tidak ingin mengeksploitasi fenomena pengunduran diri karena justru menjadi hal yang sangat memprihatinkan.
“Ini saya kira kalau saya pribadi sih menilai itu kurang layak sih, ini sudah urusannya negara, jadi kita sangat disiplin untuk tidak mengeksploitasi hal-hal yang memprihatinkan sekadar demi manfaat elektoral,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengumumkan bakal mundur dari jabatannya di pemerintahan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
Mahfud menyampaikan, bahwa dirinya akan menyampaikan surat resmi pengunduran dirinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (1/2) besok.
“Besok, Kamis (1/2), saya akan menyerahkan surat pengunduran diri saya ini kepada Bapak Presiden,” kata Mahfud dalam keterangannya di sela kampanyenya di Lampung, Rabu (31/1).
Mahfud mengatakan, pengunduran dirinya itu telah melalui kesepakatan bersama dengan calon presiden (capres) pasangannya, yakni Ganjar Pranowo. Keputusan ini pun telah dibicarakan dan didukung oleh segenap partai koalisi dan TPN Ganjar-Mahfud.
“Saya juga telah mengemas seluruh barang pribadi, dan telah siap keluar dari rumah dinas dan melepaskan seluruh fasilitas negara,” ungkapnya.