HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa fasilitas BPJS Kesehatan saat ini benar-benar dimanfaatkan oleh warga.
Dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, Jokowi pun menyebut, total yang memiliki kartu BPJS saat ini sudah 267 juta masyarakat Indonesia.
“Sudah 95 persen lebih. Tidak ada di dunia ini negara sebesar Indonesia yg masyarakatnya ke rumah sakit dan tidak dipungut biaya. Dari 267 juta, 96 juta itu iurannya ditutup oleh anggaran APBN pemerintah,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (23/1).
Namun, di sisi lain besarnya penerima manfaat BPJS itu kemudian membuat antrian di setiap rumah sakit justru semakin mengantri karena banyak masyarakat yang mengeluh sakit.
“Problemnya adalah rumah sakit penuh. Puskesmas di Grobogan tadi saya lihat juga penuh. Kemarin saya lihat rumah sakit umum di Salatiga juga penuh sekali,” ucapnya.
Mantan Wali Kota Solo itu pun menilai masyarakat saat ini justru terlalu sering menggampangkan kondisi sakit dengan langsung berobat ke Rumah sakit.
“Yang penting kita itu sehat. Jangan sering sakit. Mentang-mentang punya KIS BPJS ‘wah saya sakit saja’. Kalian mau sering sakit?” ucap Jokowi.
Padahal, masyarakat seharusnya menurut Jokowi harus bisa lebih menjaga kesehatan ketimbang sedikit-sedikit mendatangi RS untuk berobat.
“Jadi yang ke rumah sakit sekarang ini penuh sekali. Bahkan habis subuh sudah antre unyuk mendapatkan nomor. Jadi skrg ini masyarakat sudah menyadari pentingnya kesehatan, tapi mestinya yang namanya sehat itu lbh baik kl dimulai sejak dini. Masalah pola makan, pola olahraga dijaga betul agar badan kita sehat,” terangnya.
Selain itu, saat meninjau daerah di Salatiga, Jokowi juga menemukan adanya faktor yang menyebabkan rumah sakit daerah di tempat tersebut selalu penuh oleh masyarakat.
“Memang problemnya setelah pegang KIS dikit dikit sakit langsung ke rumah sakit, dikit dikit sakit langsung ke rumah sakit, sehingga yang saya lihat di beberapa rumah sakit penuh antrean,” ujarnya.
Jokowi kemudian meminta agar masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan di level puskesmas terlebih dahulu sebelum memaksakan datang ke rumah sakit.
“Kalau batuk batuk cukuplah ke puskesmas, kalau masuk angin cukup ke puskesmas, kalau cek tensi cukup ke puskesmas, kalau semua ke rumah sakit penuh nanti,” tuntasnya.