Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Mahasiswa Universitas Jayabaya, Ridha Furqon Wahyu Ramdhani mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya kaum muda untuk ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Pemilu 2024.

“Saya mengajak seluruh pemuda, rakyat, dan wanita, untuk memilih (di Pemilu 2024 -red),” kata Ridha kepada Holopis.com, Sabtu (20/1).

Hanya saja sebagai aktivis Mahasiswa dan intelektual, ia mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk memilih calon pemimpin yang sesuai dengan harapan bangsa dan negara ke depan. Jangan sampai memilih hanya sebatas emosional semata, akan tetapi mengedepankan rasionalitas.

“Yang harus digaris bawahi adalah, pilihlah sesuatu atas dasar pertimbangan intelektual. Jangan sampai pilihan ini dimobilisasi oleh money politic, polarisasi politik, politik identitas, dan sebagainya, yang secara tidak langsung sangat berpengaruh untuk negara Indonesia ke depannya,” ujarnya.

Kemudian, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik tersebut menekankan bahwa masa depan bangsa dan negara sebenarnya ada di tangan para pemilih saat ini. Sehingga penting untuk memastikan bahwa pilihan yang tepat harus dikedepankan.

“Sehingga tetap ditekan lagi intelektual bagi pemilih, dan ideologi yang diusung bagi calon pemimpin bangsa ke depannya,” imbuh Ridha.

Dalam memilih calon pemimpin, Ridha mengatakan bahwa aspek yang sangat dipertimbangkan pemilih adalah, apakah sosok yang akan dicoblos di TPS adalah orang yang dinilai paling kecil sisi buruknya atau tidak.

Kemudian, ia juga berpesan agar masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh berita sesat atau hoaks sehingga bisa mempengaruhi rasionalitas dan intelektualitas mereka dalam menentukan pilihan nanti.

“Intelektual yang saya maksud itu adalah sebuah daya seorang individu untuk mempertimbangkan sesuatu yang baik dan buruk, itu tidak dipengaruhi oleh black campaign, terus agitasi politik dan hal-hal hoaks yang bertebaran di masyarakat sekarang,” tuturnya.

Di sisi lain, ide dan gagasan yang dipaparkan oleh para calon Presiden dan Cawapres juga harus menjadi tolok ukur masyarakat untuk menentukan pilihannya nanti.

“Kita dapat mengukurnya dengan menilai bagaimana gagasan-gagasannya. Tapi tidak hanya berhenti di sana, setelah kita mengetahui apa gagasan dan ideologi dari orang yang kita akan pilih, kita harus mengetahui lagi sebagaimana bukti nyata atau relevan-kah strategi, taktik untuk mengimplementasikan gagasan tersebut,” pungkasnya.