HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pihak Istana membantah anggapan bahwa mundurnya Maruarar Sirait sebagai kader PDI Perjuangan karena ada indikasi tekanan dari Presiden Jokowi.

Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana menegaskan, meski Maruarar sempat bertemu dengan Presiden Jokowi sebelum pamit dari PDIP, hal itu tidak berkaitan sama sekali.

“Apa pun sikap politik yang diambil Bang Ara, itu adalah sikap pribadi yang bersangkutan. Jadi jangan dihubung-hubungkan dengan Presiden,” kata Ari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (16/1).

Ari kemudian tidak mau berkomentar lebih jauh mengenai pernyataan Maruarar yang menyebut kemundurannya dari PDIP adalah demi memilih loyal kepada Presiden Jokowi.

“Tanya Bang Ara,” lanjutnya. Itu sikap politik Bang Ara, jadi tanya Bang Ara aja,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, politisi Maruarar Sirait secara resmi menyatakan bahwa dirinya mengajukan pengunduran diri sebagai kader PDIP.

Pengunduran diri Maruarar Sirait itu pun disampaikan langsung dengan mendatangi DPP PDIP yang ada di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

“Saya mohon maaf, saya mengajarkan kalian untuk loyal, tetap bersama PDI Perjuangan tapi izinkanlah dengan keterbatasan saya, saya pamit,” kata Maruarar dalam pernyataannya, Senin (15/1).

Maruarar pun menyebut, dirinya sudah tidak mungkin bisa loyal kepada PDIP yang saat ini terus menerus menyerang pemerintahan Jokowi.

“Semoga PDI Perjuangan mendapatkan kader yang lebih baik, lebih loyal, lebih profesional dan lebih berkualitas dari saya. Saya mohon pamit, merdeka,” imbuhnya.

Maruarar pun mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih mengikuti langkah Presiden Jokowi di politik ketimbang arahan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketum PDIP.

“Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia,” tegasnya.