HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bekas aktivis 98, Faizal Assegaf menilai bahwa dengan diterimanya delegasi Petisi 100 di kantor Kemenko Polhukam dan diberikan tempat terhormat bertemu sang Menko, menunujukkan bahwa apa yang disuarakan pihaknya sebenarnya diafirmasi oleh Mahfud MD.
“Ada kesepemahaman petisi 100 dengan Pak Mahfud bahwa untuk mencegah pemilu ada solusi konstitusi yaitu makzulkan Presiden,” kata Faizal dalam keterangannya, Minggu (14/1) seperti dikutip Holopis.com.
Menurut Faizal, kedatangan tim Petisi 100 ke kantor Kemenko Polhukam adalah gong yang bisa disampaikan ke publik bahwa Mahfud dengan pihaknya sudah seiring sejalan. Sekalipun Mahfud membantah mendukung isunya, namun jelas Menko Polhukam tersebut tahu jelas apa yang menjadi tuntutan utama, yakni makzulkan Joko Widodo (Jokowi) dari kursi Presiden.
“Datang ke kantor yang strategis, pembicaraan yang sangat sensitif, melibatkan dua elemen yang berbeda, puasa dan oposisi,” jelasnya.
Dengan Mahfud menerima tim Petisi 100, kemudian menjelaskan tata cara untuk pemakzulan Jokowi melalui DPR dan Partai Politik, lalu mengunggahnya ke publik materi pembicaraan tersebut, Faizal menilai bahwa Mahfud sebenarnya ingin memberikan tamparan keras kepada Presiden Jokowi yang mengangkatnya sebagai menteri.
“Pak Mahfud menjelaskan cara pemakzulan dengan mengatakan terus menerus oleh media, bahwa memang ada suara-suara yang menghendaki Jokowi dilengserkan,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Mahfud menurut Faizal sangat berani mengambil opsi politik tersebut. Dengan menerima dirinya dan tim Petisi 100 di kantor Kemenko Polhukam, maka sudah sangat jelas bahwa tokoh asal Madura sekaligus Cawapres nomor urut 03 tersebut membaut kursi Presiden bergoyang hebat.
“Belum ada pembantu utama di level Menko Polhukam mengurai sesuatu yang mengancam kekuasaan Jokowi, dan hari ini kan kita lihat bergulir memasuki orbit pemikiran semua pengambil keputusan strategis,” tukas Faizal.
