HOLOPIS.COM, JAKARTA – PDI pada hari ini tepatnya 10 Januari 2024 merayakan ulang tahun mereka yang telah memasuki usia ke 51 tahun.
Nama PDI sendiri awalnya baru bisa terbentuk ketika Presiden Indoenesia pertama Soekarno membentuk sebuah Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927.
Di masa itu, PNI kemudian didampingi oleh sejumlah partai lainnya mulai dariPartai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.
Seiring berjalannya waktu, kelima partai tersebut kemudian memilih untuk melebur menjadi satu kesatuan. Hingga akhirnya tepat pada 10 Januari 1973 lahirlah sebuah partai baru bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Musyawarah nasional PDI pertama terjadi pada tanggal 20-24 September 1973 dan terjadi perpecahan internal. Pada saat itu Pemerintahan Soeharto dalam era Orde Baru-nya sangat mengawasi gerakan PDI sebagai parpol.
Konflik internal yang diduga diciptakan oleh rezim Orde Baru berlanjut pada Kongres PDI ke-4 di Medan, Sumatera Utara pada 21-25 Juli 1993.
Pada Kongres Keempat, PDI memilih Sorjadi sebagai Ketua Umum DPP PDI. Namun, kekacauan terjadi karena demonstrasi yang dipimpin oleh Jacob Nuwa Wea mampu menerobos ke Distrik Kongres.
Pasca kejadian itu, Megawati Soekarnoputri berani mencalonkan diri sebagai presiden PDI secara tegas.
Terakhir, dalam Sidang Umum Luar Biasa (KLB) yang diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada 2-6 Desember 1993, Megawati diumumkan sebagai ketua de facto DPP PDI periode 1993-1998.
Namun, Kelompok Fatima Ahmad yang didukung pemerintah tetap menggelar Kongres PDI di Medan pada 22-23 Juni 1996.
Massa PDI-P yang mendukung Megawati juga berdemonstrasi pada 20 Juni 1996, yang berujung bentrokan dengan aparat keamanan.
Kemudian, untuk memperkuat posisi Megawati sebagai Ketua Umum PDI, para pendukungnya menggelar forum demokrasi pada 27 Juli 1996 di halaman kantor DPP PDI Jalan Diponegoro, Jakarta.
Namun, kantor DPP PDI tiba-tiba diserang ratusan kaos merah yang hendak mengambil alih kantor tersebut. Peristiwa ini menimbulkan banyak korban yang dikenal dengan sebutan kuda tuli.
Megawati terpilih kembali sebagai Ketua PDI-P atau PDIP, pada 8-10 Oktober 1998 di Bali setelah insiden kuda tuli.