JAKARTA, HOLOPIS.COMMenteri Dalam Negeri, Jenderal Polisi (purn) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan, bahwa Indonesia Emas 2045 sebenarnya bukanlah sebuah isapan jempol belaka bagi bangsa Indonesia. Ada harapan yang besar di dalam semangat Indonesia Emas itu.

Oleh sebab itu, Tito pun beberapa, agar masalah serius harus ditangani bisa dapat mewujudkan mimpi tersebut, salah satunya masalah stunting.

Mendagri menjelaskan, potensi tersebut disadari betul oleh Presiden Joko Widodo. Tak salah, pada periode pertama kepemimpinannya, Presiden Jokowi fokus untuk membangun dan memperkuat infrastruktur demi mempermudah konektivitas. Sementara di periode kedua Presiden Jokowi fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui bidang pendidikan dan kesehatan.

Salah satu perhatian Pemerintah adalah bagaimana menciptakan SDM yang unggul lewat sektor Pendidikan formal dan informal, serta SDM yang kuat dan sehat, tanpa stunting.

“Pemerintah Desa tolong kontribusi betul program stunting, yaitu pertumbuhan yang tidak baik (tak optimal) di 1.000 hari pertama masa kehidupan, karena kekurangan gizi (bisa menyebabkan) stunting,” kata Tito dikutip saat membuka Musyawarah Nasional IV Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) dengan tema “Memperkuat Posisi Desa sebagai Entitas Local Self Government dalam Sistem Tata Negara menuju Indonesia Emas 2045” pada hari Sabtu (18/9).

Pentingnya gizi pada 1.000 hari pertama masa kehidupan merupakan penentu masa keemasan atau golden age bagi anak. Karena itu, peran Pemerintah Desa melalui program-programnya, diharapkan dapat memperhatikan dan menyentuh gizi ibu hamil hingga sang anak dilahirkan.

“Sembilan bulan di kandungan dan 2 tahun masa pertumbuhan, gizi ibu atau anaknya kurang baik akan membuat ia mengalami problem pertumbuhan,” ujarnya.

Salah satu caranya menurut Mendagri Tito adalah dengan door to door, mengidentifikasi kebutuhan makanan sehat bagi ibu hamil dan anak yang membutuhkan untuk dapat memenuhi gizi pada 1.000 hari pertamanya.

Tak hanya itu, di sektor pendidikan, pemerintah di daerah perlu memperhatikan bagaimana anggaran pendidikan betul-betul dirasakan manfaatnya, termasuk dalam menggenjot pendidikan vokasi.

“Nah, ini makanya digenjot program paling utama adalah pembangunan SDM, semua desa harus berpikir seperti itu, supaya tidak terjadi stunting dan kemudian menggenjot pendidikan,” terang Tito.