HOLOPIS.COM, NTT – Gunung api Lewotobi Laki-Laki yang berada di wilayah administrasi Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi.
Bencana erupsi yang ditandai dengan adanya letusan abu vulkanik berketinggian 1.000 – 1.500 meter dari puncak kawah utama itu terjadi pada Sabtu (23/12)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Abdul Razak Jakra mengatakan, letusan abu vulkanik tersebut kemudian tertiup angin dan membuat empat desa di Kecamatan Wulanggitan dan satu desa di Kecamatan Ile Bura terdampak hujan abu vulkanik hingga ketebalan tiga sentimeter.
“Demi mencegah adanya dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sana, kami turun ke lapangan membagikan masker kepada masyarakat,” kata Razak dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com.
Pembagian masker bagi masyarakat itu sendiri dipimpin oleh bersama Kapolsek Wulanggitan dan Danramil Wulanggitan beserta jajaran pemerintah Kecamatan Wulanggitan. Dalam pembagian masker itu, Abdul bersama tim menyasar ke lokasi pusat keramaian seperti di pasar maupun jalan raya.
“Ada empat wilayah kecamatan Wulanggitan yang terdampak yaitu Desa Hokeng Jaya, Pululera, Klatanlo dan Nawakote. Sementara yang di Kecamatan Ile Bura ada Desa Dulepari. Ketebalan debu di rumah penduduk hingga tiga sentimeter,” terangnya.
Lebih lanjut, Abdul juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada. Jika ada yang hendak keluar rumah, maka Abdul mengimbau masyarakat untuk memakai masker. Sebab, abu vulkanik dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
“Dan kita himbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada. Jika melakukan kegiatan di luar rumah harus menggunakan masker karena abu vulkanik dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kita bisa terkena ISPA,” imbaunya.
Demi meningkatkan kesiapsiagaan dan antisipasi potensi risiko bencana dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Abdul telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Wulanggitan bersama Kaplsek dan Danramil untuk mendirikan posko darurat. Jika kemudian ada dampak yang lebih masif dari aktivitas vulkanik yang ditimbulkan, maka proses evakuasi akan dilakukan.
“Kami telah berkoordinasi dengan Pak Camat dan Kapolsek beserta Danramil untuk mendirikan posko darurat. Dan apabila kondisi memburuk maka kita harus mengambil langkah untuk evakuasi,” ucapnya.
Terkait kondisi saat ini pascaerupsi, Abdul mengatakan bahwa dampak abu vulkanik mulai mereda. Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, Abdul bersama tim gabungan akan terus bersiaga sebagai langkah antisipatif termasuk memberikan rasa aman dan nyaman pada momentum Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
“Kondisi sudah mulai mereda. Kami akan terus bersiaga untuk antisipasi khususnya di wilayah Kecamatan Wulanggitan dan Ile Bura,” pungkasnya.