Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mahfud MD menyindir sikap Anies Baswedan yang sampai saat ini masih tidak terima dengan keberlanjutan pembangunan IKN Nusantara.

Dalam kegiatan kampanyenya pada Jumat (15/12), Mahfud MD menyakini negara tidak akan maju jika Anies Baswedan masih ngotot menolak pembangunan IKN yang sudah ditetapkan melalui Undang-Undang.

“Jangan membiasakan diri mengubah dan membatalkan keputusan pemerintah sebelumnya. Jangan nanti kalau kita menang buat keputusan dibatalkan lagi oleh yang menang berikutnya, negara ini enggak akan maju-maju,” kata Mahfud MD dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (16/12).

Mantan hakim konstitusi itu pun menegaskan, pihaknya dipastikan bakal melanjutkan IKN Nusantara karena dianggap sudah terlanjur menjadi aturan yang disepakati dalam Undang-Undang.

“Yang sudah resmi ditetapkan oleh undang-undang APBN apalagi undang-undang khusus IKN ya kita teruskan, itu pasti,” tukasnya.

“Misalnya ada berita kalau Ganjar-Mahfud menang nanti IKN akan dibatalkan, itu kok tidak mungkin sepertinya,” sambungnya.

Terlebih, lanjut Mahfud, dirinya ikut andil sebagai Menko Polhukam dalam menyusun UU IKN yang saat ini tengah berjalan.

“Saya ikut membuat undang-undangnya. Oleh sebab itu, kita katakan program pemerintah itu berkelanjutan, yang bisa kita lanjutkan, lanjutkan,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, dalam debat pertama Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, menjawab pertanyaan tentang pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke IKN Kalimantan Timur yang disampaikan oleh Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

Menurutnya, pemindahan Ibu Kota ke IKN hanya sebatas untuk para ASN (Aparatur Sipil Negara) dan bukan jadi pusat perekonomian, sehingga tidak akan bisa menyelesaikan masalah utama yakni ketimpangan di Jakarta.

“Sementara yang kita lakukan hanya membangun tempat untuk Aparatur Sipil Negara yang bekerja, bukan untuk rakyat dan bukan pusat perekonomian,” jawab Anies dalam debat pertama Capres.

Selain itu, Anies juga mengatakan pemindahan IKN hanya meninggalkan masalah yang masih ada di Jakarta. Ia juga tidak mau, Indonesia malah mengikuti jejak Belanda yang memindahkan Ibu Kota karena melihat permukaan tanah yang mulai menurun.

“Jangan kita tiru Belanda. Mereka punya Kota Tua. Ketika kota tua turun permukaan (tanah), mereka pindah ke selatan. Bikin di sekitar Monas. Ditinggalkan (Kota Tua). Masalah tidak diselesaikan. Kita harus menghadapi masalah dengan menyelesaikan masalah,” jelasnya.