HOLOPIS.COM, ACEH – Polda Aceh mengungkap jaringan TPPO yang terindikasi menjadi penyebab meningkatnya para pengungsi Rohingya terus melonjak masuk ke Indonesia.
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto menjelaskan, dari sejumlah pihak yang telah diamankan diketahui bahwa mereka dikoordinir terlebih dahulu saat akan masuk ke Indonesia.
“Penyelundupan imigran Rohingya dikoordinasi oleh koordinator utama di Security Camp Bangladesh beserta kapten kapal yang membawa orang-orang etnis Rohingya ke Indonesia melalui Aceh,” kata Joko dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (16/12).
Mirisnya, dalam jaringan tersebut ternyata ada warga Indonesia yang aktif berperan dalam mengeluarkan para pengungsi Rohingya dan membawanya ke Indonesia.
“Dalam jaringan ini juga ada keterlibatan warga negara Indonesia. Keterlibatan mereka membantu untuk mengeluarkan imigran Rohingya dari tempat penampungan,” ungkapnya.
Para pengungsi ini pun diketahui tidak cuma-cuma bisa keluar dari wilayah awalnya dan pergi ke sejumlah negara lain termasuk Indonesia. Ada biaya akomodasi yang harus mereka keluarkan sebelum mereka bisa diangkut menggunakan kapal yang sudah disiapkan.
“Biayanya berkisar Rp5 juta hingga Rp10 juta per orang,” imbuhnya.
Setelah uang terkumpul, koordinator penyelundupan yang terdiri kapten kapal, nakhoda, dan operator mesin kapal membeli bahan bakar minyak serta bahan makanan untuk bekal selama pelayaran.
“Setelah dipotong biaya operasional, seperti bahan bakar, makanan, dan lainnya, keuntungan membawa imigran Rohingya tersebut dibagi untuk kapten, nakhoda, operator mesin, serta koordinator utama di kamp pengungsian Cox Bazar, Bangladesh,” terangnya.