HOLOPIS.COM, SUMUT – Penyidik Polda Sumatera Utara sampai saat ini masih mendalami potensi adanya perambahan hutan ilegal yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dimana diketahui kejadian banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbahas itu menyebabkan setidaknya 12 orang meninggal dunia.
“Saat ini tim sudah di lapangan bekerja untuk melidik dugaan perambahan hutan tersebut. Semua data sudah kita terima,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (14/12).
Hadi kemudian enggan menjelaskan perkembangan apa yang sudah didapatkan serta pihak mana saja yang telah diperiksa dalam perkara itu.
“Kita masih bekerja. Nanti hasilnya segera disampaikan,” kilahnya.
Bencana banjir bandang di Humbang Hasundutan sendiri diketahui terjadi beberapa waktu lalu. Setidaknya ada 12 orang yang dinyatakan hilang dan dua diantaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Tim SAR pun telah menyatakan operasi pencarian terhadap para korban dihentikan setelah sebelumnya sempat diperpanjang selama 3 hari.
Sementara itu, sebanyak 169 jiwa masih mengungsi di Kantor Kecamatan Baktiraja dan ada yang disewakan rumah.
Adapun sebanyak 76 jiwa sudah kembali ke rumah masing-masing karena rumahnya tidak terdampak parah. Sedangkan satu korban luka berat masih dirawat di RSUD Dolok Sanggul.
Sejumlah bangunan pun juga terdampak mengalami kerusakan pasca banjir bandang itu terjadi pada awal Desember lalu.