HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pertikaian antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga saat ini. Setelah muncul peringatan dari dunia internasional, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tampaknya tidak juga bersedia untuk menghentikan serangannya di Palestina.
Namun, melihat jumlah korban yang makin meningkat signifikan dan kemarahan dunia internasional yang juga semakin tak bisa terkendali, Presiden Amerika Serikat yang awalnya memberikan dukungan penuh kepada Israel, mulai mengubah pernyataannya.
Ia mengawali dengan mengklaim bahwa sebagian besar dunia awalnya mendukung Israel ketika mereka diserang Hamas, dan memutuskan untuk balas dendam.
“Sebagian besar dunia mendukung Israel, setelah serangan Hamas, yang menyebabkan 1.200 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil. Ratusan orang juga disandera,” kata Biden, dikutip Holopis.com, Rabu (13/12).
Namun, Biden mengatakan penilaian langsung berubah ketika Israel terus-terusan memborbardir Palestina tanpa pandang bulu.
“Tetapi mereka mulai kehilangan dukungan karena pemboman, tanpa pandang bulu yang terjadi,” kata Biden.
Ini merupakan pertama kalinya Presiden Amerika Serikat itu menyebutkan tindakan Israel sebagai penyerangan ‘tak pandang bulu’.
Ia pun berusaha meluruskan posisi negaranya dengan mengatakan bahwa meskipun Amerika Serikat harus mendukung Israel, namun keselamatan warga Palestina yang tak bersalah menjadi perhatian besar.
“Keselamatan warga Palestina yang tidak bersalah, masih menjadi perhatian besar,” ujarnya.
Biden juga akan mengambil sikap dengan mengirimkan Penasihat Keamanan Nasionalnya, Jake Sullivan, untuk dikirimkan ke Israel dengan tujuan melakukan diskusi,
Korban meninggal di Palestina sudah melewati angka 18.000 jiwa
Saat ini, lebih dari 18.200 warga Palestina meninggal dunia, dan 104 tentara Israel dilaporkan meninggal. Keadaan genting ini pun semakin meningkatkan krisis kemanusiaan yang membuat khawatir banyak pihak internasional.
Sementara itu dijelaskan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, selain belasan ribu korban jiwa, 49.645 lainnya mengalami luka luka.
“49.645 lainnya juga terluka dalam serangan tersebut. 22 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer terpaksa tidak beroperasi karena pemboman Israel,” katanya.