HOLOPIS.COM, SUMUT – Bencana banjir bandang kembali melanda sejumlah pemukiman warga di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir yang terjadi pada Jumat (1/12) itu menyebabkan setidaknya 12 orang dilaporkan hilang.

“Sebanyak 12 orang dilaporkan hilang dan seorang warga mengalami luka berat atas peristiwa tersebut,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (2/12).

Menurut Abdul, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Humbang Hasundutan segera turun ke lapangan untuk berkoordinasi dengan lintas instansi terkait, melakukan kaji cepat dan upaya pencarian serta pertolongan.

Namun, dalam upaya pencarian dan pertolongan, anggota BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan bersama tim gabungan sedikit mengalami kesulitan karena material banjir bandang berupa bebatuan berukuran besar.

“Alat berat jenis eksavator kemudian diturunkan berikut mobil pemadam kebakaran dan ambulance untuk memudahkan proses pencarian dan pertolongan serta pembersihan material,” ungkapnya.

Abdul kemudian menjelaskani, BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan juga berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional untuk percepatan operasi pencarian dan penyelamatan korban.

Sementara itu 50 KK juga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman setelah rumah mereka rusak dan terdampak banjir bandang.

Adapun kerugian materil yang dihimpun dari hasil kaji cepat sementara, ada sebanyak 12 rumah rusak berat termasuk satu rumah ibadah dan satu penginapan. Selain itu satu sekolah dasar turut terdampak dan lahan pertanian seluas kurang lebih lima hektare turut terendam banjir.

Sebagai upaya penyelamatan warga terdampak, BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Humbang Hasundutan beserta pihak forkopimcam mendirikan tempat pengungsian sementara di Kantor Kecamatan Baktiraja.

Bencana banjir itu sendiri diketahui terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Humbang Hasundutan dalam periode yang cukup lama.

“Hal itu kemudian memicu terjadinya banjir bandang yang membawa bongkahan batu berukuran besar dan puing berupa batang pohon serta ranting berikut air bah bercampur lumpur,” jelasnya.

Adapun kondisi saat ini di lapangan, tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan. Di sisi lain, pemenuhan kebutuhan dasar para warga terdampak juga terus dilakukan.