HOLOPIS.COM, JAKARTA – Korban tewas akibat gempuran Israel ke Gaza dan Palestina mencapai lebih dari 8 ribu orang. Sebagian besar korban tewas di Gaza merupakan anak-anak dan perempuan.
Menurut badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), lebih dari 6 ratus ribu dari 1,4 juta pengungsi di Gaza berlindung di fasilitas UNRWA di seluruh wilayah yang diblokade.
Fasilitas kebersihan yang terlalu padat dan tidak sesuai di akomodasi sementara telah menyebabkan berjangkitnya penyakit kudis dan cacar di kalangan pengungsi.
Mengutip Al Jazeera, kurangnya kebersihan dasar, terutama bagi perempuan, menambah kondisi yang buruk, terutama ketika menstruasi. Perempuan di Gaza dilaporkan terpaksa mengonsumsi obat penunda menstruasi.
Ketika menstruasi, beberapa perempuan harus menghadapi beberapa ketidaknyamanan, seperti sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut dan punggung.
Bagi perempuan Gaza, rasa sakit tidak hanya soal fisik. Namun ada pula tekanan psikologis, seperti rasa cemas dan ketakutan terus-menerus akibat gempuran dari Israel.
“Mengalami menstruasi saat mengungsi di sekolah penampungan terasa seperti mimpi buruk,” kata seorang perempuan bernama Noor kepada Al Jazeera.
“Tidak ada selimut, tidak ada kasur yang nyaman, tidak ada pembalut, tidak ada obat pereda nyeri, dan tidak ada akses air panas untuk membuat minuman yang menenangkan.”
“Beberapa anak perempuan di tempat penampungan ini terpaksa meminum obat untuk mencegah menstruasi mereka, dengan tujuan untuk menghindari rasa malu dan rasa sakit yang bertambah,” tambahnya.
Bagi mereka yang sedang menstruasi tetapi tidak memiliki akses terhadap produk sanitasi, mereka terpaksa mencuci dan menggunakan kembali pembalut yang telah dipakai sebelumnya. Hal ini tentu bisa membahayakan kesehatan mereka karena potensi kontaminasi.