HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kembali berulah. Kali ini mereka menembaki dan membantai 7 masyarakat sipil tak berdosa yang bekerja sebagai pendulang emas di kali Ei Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yakuhimo, Papua Pegunungan pada Senin (16/10) lalu.

Kapuspen TNI, Laksda TNI Julius Widjojono angkat bicara. Ia menyatakan bahwa TNI sangat prihatin dan mengutuk tindakan biadab kelompok separatis itu.

“Kita sangat mengecam aksi brutal dan tidak beradab kelompok KST ini, mereka yang korban adalah murni masyarakat sipil yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari hasil penambangan tersebut,” kata Julius dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (19/10).

Para pelaku disebutkan Julius sejumlah 30 orang, mereka melakukan serangan secara membabi buta di area pertambangan emas ilegal di kali Ei, 7 warga sipil penambang tewas seketika dan yang lainnya dapat menyelamatkan diri.

Mereka diidentifikasi merupakan kelompok pimpinan Asbak Koranue, yang merupakan bagian dari kelompok Egianus Kogoya. Dalam melakukan serangan brutalnya itu, mereka dikabarkan menggunakan senapan SS1 V2, panah dan parang.

Tidak hanya menembaki masyarakat, Julius menyampaikan bahwa mereka pun membakar 3 unit ekskavator, 2 truck dan camp pendulang.

Lalu, ada juga informasi terbaru terkait dengan jumlah warga yang menjadi korban, evakuasi tahap pertama 18 (delapan belas) orang dan tahap kedua 9 (sembilan) orang. Sehingga totalnya sejumlah 27 (dua puluh tujuh) orang dapat dievakuasi.

“Tindakan mereka tak ubahnya aksi teroris yang mengganggu stabilitas keamanan, aparat TNI-Polri masih terus menyisir atau mencari masyarakat yang mungkin masih selamat dari aksi pembantaian ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kapuspen TNI juga mengatakan bahwa untuk saat ini aparat TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembantaian keji oleh kelompok KST pimpinan Asbak Koraneu untuk mempertanggungjawabkan aksinya secara hukum.

“Korban murni masyarakat sipil tidak ada itu intel TNI atau Polri, mereka selalu mengklaim kalau korban yang mereka bantai adalah mata-mata TNI atau Polri, klaim mereka itu lagu lama,” pungkas Laksamana berbintang dua ini.