Senin, 23 Desember 2024

Kasus Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Bakal Diusut Tuntas Transparan

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan kepada seluruh jajaran di Bareskrim Polri dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk mendukung penuh upaya pengusutan kasus tewasnya pengawal pribadi (walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Pol Daniel Aditya Jaya, yakni Brigpol Setyo Herlambang.

Ia mengingatkan agar hasil penyelidikan dapat dipertanggungjawabkan ke publik, agar ada transparansi yang dilakukan oleh jajaran yang bertugas dan upaya penanganan kasus ini.

“Saya sudah perintahkan juga dari Bareskrim, Puslabfor untuk ikut mendukung, dokter-dokter forensik kita untuk ikut mendukung, sehingga kemudian hasilnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan ke publik, terutama ke keluarga,” kata Kapolri Jenderal Listyo dalam keterangannya di bilangan Monunas Nasional (Monas) Jakarta seperti dikutip Holopis.com, Munggu (24/9).

Kemudian, ia juga memastikan bahwa Polri akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mengusut tuntas kasus ini hingga selesai. Kapolri meminta agar jangan sampai ada yang ditutup-tutupi karena alasan apapun.

“Saya kira Polri selalu transparan,” sambungnya.

Lebih lanjut, jenderal Polisi berpangkat bintang empat itu mengatakan, bahwa dirinya tidak ingin berspekulasi dini soal tewasnya Setyo. Sebab sampai dengan saat ini, penyelidikan masih berjalan.

“Sementara penyelidikan sampai saat ini masih berjalan. Saya juga tidak mau tergesa-gesa. Karena kemarin juga sedang dilakukan autopsi dan tentunya di luar autopsi tim labfor juga bekerja. Ini semua akan menjadi satu kesatuan yang kemudian menjadi kesimpulan di dalam hasil penyelidikan,” ujarnya.

Sebagai informasi, Setyo ditemukan tewas di rumah dinas Kapolda Kaltara pada Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 WITA. Ia diduga baru pulang salat Jumat lalu membersihkan senjata api miliknya di dalam kamar. Saat ditemukan, jenazah Setyo bersimbah darah. Sementara itu, di sampingnya tergeletak senjata api jenis HS-9 dengan nomor senpi HS178837. Senjata tersebut milik Setyo yang merupakan inventaris dinas. Dan, hasil olah TKP sementara diyakini korban saat itu seorang diri di dalam kamarnya.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Stefanus Satake mengungkapkan berdasarkan hasil autopsi, Setyo meninggal akibat pendarahan parah. Pendarahan itu disebabkan oleh tembakan pada dada kiri yang menembus hingga jantung dan parunya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral