HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PIJAR 98, Sulaiman Haikal mengatakan bahwa dirinya dan hampir semua aktivis 98 tentu memiliki harapan yang sama, di mana mereka semua ingin agar pelaksanaan pemilu 2024 nanti bisa berjalan dengan baik, sehingga mampu melahirkan Presiden dan Wakil Presiden terbaik sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan nasional.

“Pemilu 2024 sejatinya satu jembatan estafet kepemimpinan sekaligus juga siklus demokrasi yang berjalan baik tiap lima tahunan,” kata Haikal dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Selasa (19/9).

Apalagi, salah satu produk perjuangan para aktivis 98 adalah memastikan demokrasi berjalan dengan baik di Indonesia.

“Tentu demokrasi untuk memperkokoh konsensus politik paska demokrasi yang sudah kita sepakati paska reformasi,” ujarnya.

Untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan baik, tentu harus dijalankan dengan mengedepankan nilai-nilai dan kaidah yang baik pula. Tidak dengan menebar hoaks, membunuh karakter lawan hanya untuk mencari kemenangan semata dan semua agenda negatif lainnya.

“Tentu saja kita harus semakin dewasa dalam melaksanakan pilpres dengan mengedelankan kaidah-kaidah etika dan moral dan mengedepankan gagasan serta ide ide para pemimpin,” sambungnya.

Bagi Haikal, agenda politik elektoral harus dipahami semua pihak bahwa itu bukan sekadar agenda untuk merebut kekuasaan dan mendapatkan kemenangan saja, akan tetapi semua tahapan kompetisi harus dilakukan dengan mengedepankan konsensus kebersamaan.

“Pelajaran penting untuk bangsa ini dimana persatuan merupakan pemutlakkan utama dari sekedar kompetisi. Kami para pernah mengambil bagian dalam perjuangan menuju demokrasi hingga kini menjaga pentingnya nilai-nilai dimaksud,” tuturnya.

Atas dasar itu semua, Haikal pun menyatakan kekecewaannya kepada semua pihak yang justru mendegradasi nilai-nilai dari buah perjuangan para aktivis 98 untuk merebut demokrasi yang terkungkung sejak era pra reformasi dahulu.

“Karena itu, sangat menyayangkan masih adanya tindakan-tindakan penyalahgunaan kebebasan untuk melakukan fitnah, pembunuhan karakter dan hoaks yang dipublikasikan dengan data-data rumor,” tandasnya.

Menilik kejadian hoaks yang diproduksi oleh Alifurrahman S Asyari dan Rudi S Kamri tentang adanya Menteri yang merupakan Calon Presiden telah menampar dan mencekik Wakil Menteri sebelum rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju, Haikal mengaku sangat kecewa. Mengapa, ada dua manusia yang secara terang dan sadar memproduksi hoaks hanya untuk menjatuhkan lawan politik Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan itu.

“Apa yang dilakukan oleh Rudi S Kamri adalah bagian dari mendegradasikan sistem nilai yang mau kita bangun menuju demokrasi yang lebih kualitatif,” tukasnya.

Haikal menilai ada agenda besar di balik produksi fitnah dan hoaks yang dibuat oleh dua simpatisan Ganjar Pranowo tersebut. Tujuannya adalah membunuh karakter Prabowo Subianto, di mana Rudi S Kamri telah secara gamblang menyebut nama itu dalam video yang sempat tayang di channel Youtubenya.

“Karena itu, kami melihat bahwa berita yang ditayangkan dan diestafetkan terus-menerus merupakan fitnah yang keji bahkan hoaks sistematis untuk memframming capres Prabowo Subianto,” terangnya.

Minta Rudi S Kamri dan Alifurrahman tanggung jawab

Oleh sebab itu, Sulaiman Haikal pun memberikan waktu kepada dua orang tersebut untuk membuat klarifikasi terhadap video yang dibuat. Ia memberi tenggat waktu hingga dua hari ke depan.

“Kami meminta dalam waktu 2 x 24 jam untuk membuat terang berita yang telah tersebar demi menjaga kualitas demokrasi dan pemilu yang kualitatif,” tegasnya.

Jika tidak ada respons apa pun dari Rudi S Kamri dan Alifurrahman sepanjang tenggat waktu yang diberikan, ia pastikan akan memproses keduanya ke jalur hukum.

“Upaya hukum akan kami tempuh jika dalam tenggang waktu tersebut di atas, pihak Rudi S Kamri tidak melakukan klarifikasi dan membuktikan yang bersangkutan sudah meNyajikan berita sesuai kaidah jurnalistik,” pungkasnya.