HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengasuh Ponpes Tajul Alawiyyin Bogor, Habib Bahar bin Smith menjadi perbincangan hangat netizen usai mengikuti Podcast bersama Refly Harun. Hal ini karena sebuah kesempatan dimana Habib Bahar dinilai tak bisa membaca kitab kuning yang ia bawa sendiri dalam sesi podcast ditemani kuasa hukumnya, Aziz Yanuar Prihatin.
“Kalau mau saya bahas, intinya saja, perlu saya bacakan bahasa arabnya ?. Ini saya bawa kitab kuning,” kata Habib Bahar dalam podcast yang ditayangkan, Minggu (2/4) lalu seperti dikutip Holopis.com.
Konteks yang dibahas Habib Bahar adalah fadilah atau keutamaan shalat Tarawih yang dibahas di dalam kitab kuning berjudul “Durratun Nasihin” karangan Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi.
“Saya nggak bacakan arabnya biar lebih cepat menghemat waktu. Fadilah, fii a’laa.. aa… ee. Tapi susah juga, saya kebiasaan kalau ngajar … Tapi oke lah,” ucapnya.
Seperti bingung mau membaca bahasa arabnya atau artinya saja, tiba-tiba, Habib Bahar membaca kalimat bahasa arabnya juga. Dan ternyata, ada yang aneh dari bacaan salah satu tokoh di gerakan 212 tersebut.
Dalam satu penggalaman kalimat, Habib Bahar membaca di bagian tengah lalu ke kanan, kemudian bagian akhir dan lalu ke kanan juga. Secara makna tentu berbeda.
“Keutamaan malam pertama Tarawih, yakni ; fii tdzambih minal mu’minin yakhruj. Kayami lailati awwali fii dzambih minal mu’minina yakhruj. Ummuhu waladathu kayamumi lailati fii dzambih minal mu’minina yakhruj,” kata Habib Bahar.
Maksud yang ia sampaikan adalah, bahwa orang yang shalat di malam pertama di bulan Ramadan dalam hal ini tarawih pertama, adalah seperti ia dilahirkan pertama kali oleh ibunya, yang tanpa dosa.
“Orang yang shalat tarawih pada malam pertama, keutamaannya yang dia dapatkan, dia bagaikan dilahirkan kembali dari rahim ibunya, yakni suci, fitrah,” jelas Habib yang identik dengan rambut gondrong pirang itu.
Cara membaca Habib Bahar ternyata tidak berubah. Ia mengambil tulisan dari kiri ke kanan seperti sebelumnya.
“Mu’minina kaanaa in alaabawayhi lahu yughfaru tsaaniyati laylati wafii,” sambung bacaan Habib Bahar.
Setelah ditelusuri oleh Holopis.com, ternyata benar Habib Bahar salah membaca. Sehingga jika ditelaah lebih lanjut terhadap apa yang ia baca dari kitab gundul yang dibawanya, jelas tidak memiliki makna yang sebenarnya.
Berikut adalah teks arab, latin dan arti dari Kitab Durratun Nasihin dikarang oleh Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi yang dibaca oleh Habib Bahar bin Smith di depan Refly Harun.
يَخْرُجُ الْمُؤْمِنُ مِنْ ذَنْبِهِ فِى اَوَّلِ لَيْلَةٍ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ
Latin : Yakhruju mu’minu min dzanbihi fii awwali lailatin kayauma waladathu ummuhu;
Artinya ; Pada malam pertama, dosa orang mukmin (yang melakukan tarawih) akan keluar seperti ketika ibunya melahirkan ia ke dunia.
وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ يُغْفَرُ لَهُ وَلِأَبَوَيْهِ اِنْ كَانَا مُؤْمِنَيْنِ
Latin : Wa fil-lailatit tsaaniyati yughfarulahu li-abawaihi in kaana mu’minaini;
Artinya ; Pada malam kedua, orang yang shalat Tarawih akan diampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya jika keduanya mukmin.
Selain dua pembahasan itu, dijelaskan juga keutamaan shalat tarawih selama 30 hari dengan keutamaan di setiap malamnya. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, silakan unduh dokumen kitab “Durratun Nasihin“.
Berikut adalah video Refly Harun yang menunjukkan bagaimana Habib Bahar salah membaca kitab kuning ;
ما شاء الله
سُبْحَانَ ٱللَّٰه
YG MENGAKU CUCU NABIMohon Dimaklumi ????
Karena Cucu Yg Lahir di Indonesia Jadi Baca Kitab Kuning Dari Kiri Ke Kanan pic.twitter.com/QVrLcBwLOk— ROMEO (@RomeoWalker19) September 12, 2023