HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kejaksaan Agung membantah bahwa pihaknya menelantarkan kasus pengadaan Tower Tranmisi PLN tahun 2016. Kasubdit Penyidikan Korupsi dan TPPU pada Direktorat Penyidikan Jampidsus, Haryoko Ari Prabowo mengatakan, proses pemeriksaan sampai ini masih terus berlangsung.
“Masih jalan terus,” kata Prabowo dalam keterangannya yang dikuti Holopis.com, Senin (4/9).
Untuk penetapan tersangka perkara pengadaan tower transmisi yang berbiaya Rp 2, 251 triliun tersebut, Prabowo pun menegaskan bahwa itu sebatas menunggu waktu saja.
“Masih proses,” imbuhnya.
Penegasan ini membuat titik terang perkara yang disidik sejak 14 Juli dengan nomor: 39/F.2/Fd.2/07/2022.
Dengan demikian pula Mantan Dirut PT. PLN Sofyan Basir dan Ketua Asosiasi Pabrikan Tower Indonesia (Aspatindo) juga Direktur Operasional PT. Bukaka Teknik Utama (BTU) bakal segera diperiksa dan ditentukan nasibnya.
Penanganan perkara ini terhenti usai terakhir memeriksa JRP selalu Direktur PT. Bangun Prima Sejahtera dan BHN(General Manager UIP PT. PLN Nusra periode 2014).
Penyidikan perkara dugaan tindak korupsi ini sempat menjanjikan, karena di awal 2023 berkembang pada dugaan kolusi dan nepostime.
Padahal, penyidikan perkara ini disampaikan langsung oleh Jaksa Agung ST. Burhanuddin pada Senin (25/7) di Lobi Gedung Menara Kartika Adhyaksa
Sampai pemeriksaan, akhir Januari nyaris semua pihak terkait proyek yang syarat Perbuatan Melawan Hukum (PMH) sudah diperiksa, terkecuali Sofyan Basir dan Saptiastuti Hapsari.
Jajaran PLN yang sudah diperiksa, mulai Amir Rosidin (Direktur Bisnis Regional Sumatera 2015- 2017), Senin (8/8).
Lalu, Selasa (2/8) Nasri Sebayang (Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat), Supangkat Iwan Santoso (Direktur Pengadaan 2015 – 2019).
Kemudian, SS (Eks Kadiv Konstruksi Regional Jawa Bagian Barat pada Dit. bisnis Regional Jawa Bagian Barat 2015-2016) dan Machnizon Masri (Direktur Bisnis Regional Sulawesi), Senin (1/8).
Sedangkan Pabrikan Tower, terdiri NS (PT. Wika Industri & Konstruksi), Kamis (10/11) usai pemeriksaan Dirut-nya Dwi Johardian, Kamis (3/11).
Lalu, PT. Karya Logam Agung (KLA) berinisial H diperiksa, Rabu (9/11) setelah diperiksa pertama kali, Jumat (4/11). Bahkan, Dirut PT. KLA juga berinisial H telah diperiksa, Rabu (2/11).
Pabrikan lain, adalah Dirut PT. BTU Irsal Kamarudin bersama tiga anak buahnya, Jumat (28/10).
Kemudian, Dirut PT. Berca Karunia Indonesia Erick Purwanto, milik Murdaya Poo dan Siti Hartati Tjakra, Rabu (19/10).
Serta, Direktur PT. Gunung Steel Construction (GSG) Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, Senin (24/10).
Pemeriksaan pertama terhadap AGWS, Selasa (18/10).
Dari 14 Pabrikan menyisakan 5 pabrikan belum diperiksa, yakn PT. Citramas Teknikmandiri, PT. Dutacipta Pakar Perkasa, PT. Twink Indonesia, PT. Kokoh Semesta dan PT. Duta Hita Jaya.