HOLOPIS.COM, JABAR – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupaya membantu proses pemadaman api dalam melakukan operasi pemadaman kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Upaya yang dilakukan tersebut salah satunya dengan pengerahan 1 helikopter water bombing sesuai permintaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI, Fajar Setyawan menjelaskan, Helikopter yang digunakan merupakan tipe super puma yang mampu membawa 4.000 liter atau setara 4 ton air dalam sekali penerbangan.

“Dalam satu jam, helikopter mampu melakukan water bombing hingga 20 kali. Untuk operasi pertama, selama 2,5 jam dapat melepaskan 200.000 liter atau 200 ton air,” kata Fajar dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (26/8).

Fajar pun menegaskan, operasi ini akan dilakukan selama tiga hari ke depan, hingga tidak ada lagi potensi api yang akan muncul kembali.

“Target 3 hari ke depan operasi ini selesai. Jika dalam tiga hari masih ada api, kami siap untuk melanjutkan operasi udara ini,” terangnya.

Operasi pemadaman kebakaran di TPA ini tidak jauh berbeda penanganan kebakaran hutan di lahan gambut.

“Api di permukaan terlihat padam, tapi di dalam terkadang masih terdapat api, sehingga satu titik bisa berulang-ulang water bombing,” tutup Fajar.

Sementara itu, Siti Anshoriah selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat menyampaikan, tim darat hanya bisa mencapai areal tertentu, karena ketinggian sampah bervariasi dari 70 meter sampai 120 meter.

“Kita minta bantuan BNPB helikopter untuk yang di tengah karena kita hanya bisa di pinggir-pinggir, selang kita terbatas kalau pun mobil tangki tidak bisa naik ke atas tumpukan sampah, karena bisa amblas,” kata Siti.

TPST Sarimukti dilaporkan terbakar sejak Sabtu lalu (19/8) pukul 20.00 WIB tersebut, hingga kini kebakaran masih terus terjadi dengan total lahan terbakar mencapai 80%.

Asap dari kebakaran tersebut berimbas hingga permukiman warga, diperkirakan sekitar 3.000 KK terdampak peristiwa tersebut.