HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Gerindra merespon tudingan yang disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai dukungan Budiman Sudjatmiko terhadap Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menyarankan agar Hasto bisa lebih bersikap realistis atas sikap para kadernya. Hal itu juga menurutnya yang pernah dilakukan Partai Gerindra ketika Sandiaga Uno memilih pindah ke PPP.
“Kami tidak pernah menyalahkan partai lain apabila ada kader kami yang memilih mendukung capres lain,” kata Habiburokhman dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (21/8).
“Contohnya dalam kasus pak Sandiaga Uno, itu lah realitas demokrasi,” lanjutnya.
Anggota komisi III DPR RI itu pun mengingatkan kembali arti kebebasan berdemokrasi yang dijamin bagi setiap warga negara. Sehingga, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak menurutnya menjadi gambaran bahwa Gerindra menampung segala dukungan.
“Secara prinsip kami tidak mungkin menolak dukungan dari manapun, karena itu bagian penting dari demokrasi,” tuturnya.
Meskipun begitu, Habiburokhman tidak mau bersikap lebih jauh ketika Hasto menuding bahwa Gerindra memainkan politik adu domba di kasus Budiman Sudjatmiko.
“Pak Hasto ini orang baik dan sahabat kami. Kami nggak mau berpolemik dengan beliau,” kilahnya.
Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDIP Hasto Kristianto bahkan sampai menuduh sengaja membajak Budiman untuk menjegal langkah Ganjar Pranowo di Pilpres.
“Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide at impera,” kata Hasto, Minggu (20/8).
Hasto yang juga disebut-sebut mendapat suap dari kasus korupsi BTS itu juga menuduh upaya adu domba itu untuk mengeroyok Ganjar di Pilpres.
“Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo,” klaimnya.
