HOLOPIS.COM, JAKARTA – Teleskop Luar Angkasa James Webb telah mengungkap detail baru mengenai bintang terjauh yang pernah terdeteksi, yakni bernama Earendel.
Earendel yang terdeteksi tahun lalu oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble merupakan bagian dari galaksi Sunrise Arc.
Menurut NASA, bintang Earendel dapat terdeteksi akibat kluster galaksi yang sangat masif sehingga membelokkan ruang angkasa dan dapat dilihat oleh para astronom karena menghasilkan efek pembesar.
“Penemuan ini telah membuka alam semesta baru bagi fisika bintang, dan materi pelajaran baru bagi para ilmuwan yang mempelajari alam semesta awal, di mana dulunya galaksi merupakan objek kosmik terkecil yang dapat dideteksi,” ucap NASA seperti dikutip Holopis.com dari CBS News, Kamis (10/9),
NASA juga mengatakan bahwa tim peneliti memiliki harapan bahwa hal ini dapat menjadi langkah menuju terdeteksinya salah satu bintang generasi pertama yang hanya terdiri dari bahan mentah alam semesta yang tercipta dalam big bang yaitu hidrogen dan helium.
Jarak bintang yang digambarkan NASA sebagai ‘kerutan dalam ruang-waktu’ dengan Bumi sangatlah jauh hingga dibutuhkan waktu selama 12,9 miliar tahun bagi cahaya Earendel untuk dapat mancapai bumi.
Berdasarkan warna yang diamati dengan Teleskop Webb, para astronom percaya bahwa Earendel yang memiliki arti ‘bintang pagi’ atau ‘cahaya terbit’ dalam bahasa Inggris kuno, kemungkinan memiliki bintang pendamping yang lebih merah dan lebih dingin.
NASA sebelumnya menemukan bintang tunggal tertua dan terjauh yang dinamakan Icarus pada 2018 yang diamati menggunakan Teleskop Hubble yang membutuhkan 9 miliar tahun cahaya untuk cahayanya mencapai bumi.