HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan bahwa pemasangan baliho Ganjar Pranowo di lahan milik Kodim 1013 Muara Teweh adalah melanggar aturan.
Yudo Margono pun kemudian menyayangkan ketika ada pihak yang menarasikan negatif pencopotan baliho tersebut di tengah upaya TNI untuk tetap berusaha netral menjelang Pemilu 2024.
“Ceritanya mungkin seolah-olah dicopot, dipaksa, jadi tidak. Sesuai yang saya sampaikan tentang netralitas TNI sudah sampaikan pada jajaran, bahkan dipasang di mana-mana, juga tidak memasang tanda-tanda di area TNI,” kata Yudo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (17/7).
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan anggota TNI dari Koramil Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah itu saat mencopot baliho tersebut sudah menggunakan mekanisme yang berlaku atau tidak asal main copot.
“Kemarin dari Dandim Muara Teweh, sudah dikoordinasikan dengan pemasangnya, perwakilan partai, Satpol PP juga dengan Pak Bupati (Barito Utara) sudah disampaikan, dilepas disaksikan mereka, bukan dicopot, kita tetap gunakan aturan,” tegasnya.
Dalam pencopotan baliho itu pun ditegaskan Yudo, sudah diterima oleh masing-masing pihak demi menjaga netralitas TNI.
“Kita sampaikan jangan dipasang di situ, sudah jelas tentang netralitas TNI. Saya sudah tanya langsung dengan yang bersangkutan kejadiannya seperti itu,” tegasnya.
Oleh karena itu, Yudo Margono pun meminta semua pihak untuk menghormati posisi TNI dan tidak menarik mereka ke ranah politik.
“Melepas dengan mekanisme yang ada, kita hargai, kita hormati, tapi hargai kami bahwa TNI adalah mitra, kita sampaikan kepada jajaran, netralitas TNI harus ditegakkan,” tandasnya.
Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono sebelumnya menyampaikan bagaimana kronologi pencopotan baliho bergambar wajah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden di kawasan Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Sekira pukul 09.49 WIB Dandim 0103/Muara Teweh Letkol Inf Edi Purwoko mendapat WA dari putra Bupati Barito Utara, Ahmad Gunadi tentang permohonan ijin memasang banner kegiatan festival musik di lahan Kodim 1013/Mtw dengan melampirkan foto lokasi yang dimaksud. Saat Dandim melihat kiriman foto tersebut, dirinya baru menyadari adanya kejanggalan yaitu adanya banner foto Ganjar Pranowo di baliho sebelahnya, yang juga berada di lahan Makodim 1013.
“Kemudian Dandim perintahkan Pasilog untuk berkoordinasi dengan Satpol PP dan Panwaslu Kabupaten Barito Utara untuk mencopot banner foto Ganjar Pranowo yang berada di lahan Makodim 1013/Mtw,” kata Julius.
Sayangnya, pencopotan baliho tersebut viral dan menjadi perdebatan publik. video yang berdurasi 31 detik tersebut justru dinarasikan bahwa oknum TNI arogan dengan mengancam relawan dengan copot baliho Ganjar Pranowo. Narasi yang dibangun adalah demokrasi tekah dibungkam oleh oknum Komandan TNI di Muara Teweh. Oknum Komandan TNI bernama Edi Purwoko memaksa baloho Ganjar Pranowo diturunkan secara sepihak, oknum mengancam relawan saya pecahkan kepalanya kalau masih berani pasang, Panwaslu dipaksa hadir menyaksikan penurunan baleho tersebut, padahal pemasangan baliho sah-sah saja karena belum masa kampanye, Apa Komandan ini anti Ganjar Pranowo ? atau ada perintah untuk membela Capres lain ?.