HOLOPIS.COM, JAKARTA – Memasuki fase Tawaf Ifadah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengoperasikan layanan bus shalawat sejak Minggu, 2 Juli 2023 kemarin. Dengan beroperasinya kembali layanan transportasi tersebut, tentu akan mempermudah jemaah haji untuk melaksanakan Tawaf Ifadah.

“Jemaah dapat memanfaatkan bus shalawat tersebut ke Masjidil Haram untuk Tawaf Ifadah,” kata Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat, Dodo Murtado dalam keterangan resminya yang diterima Holopis.com, Selasa (3/7).

Dikatakan Dodo, fase Tawaf Ifadah dimulai sejak tengah malam pada hari Nahr atau pada tanggal 10 Zulhijah. Hal itu menurut madzhab Imam Syafi’i dan Ahmad. Tawaf Ifadah sendiri dapat diakukan selama jemaah haji masih di Mekkah, dan tidak ada batas akhir waktunya.

“Mengakhirkan Tawaf Ifadah hukumnya boleh, dan tidak dikenakan dam,” ucap dia.

Bagi jemaah haji yang ingin melaksanakan Tawaf Ifadah, Dodo mengimbau untuk menyegerakannya, khususnya bagi jemaah haji gelombang I kloter 1 sampai 10. Dodo juga mengimbau jemaah untuk segera mempersiapkan kepulangan.

“Jemaah haji gelombang 2, dapat mengakhirkan Tawaf Ifadah dan menunggu agar kepadatan Masjidil Haram berkurang serta memberi kesempatan kepada jemaah gelombang 1 untuk melaksanakan Tawaf Ifadah terlebih dahulu,” jelasnya.

Dodo, mengimbau jemaah agar memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin untuk beristirahat di hotel, sebelum melaksanakan Tawaf Ifadah dan Sa’i.

Degan melaihat kondisi Masjidil Haram yang padat saat ini, lanjut Dodo, jemaah diimbau agar tetap dalam rombongannya masing-masing, dan jangan memisahkan diri.

“Jemaah lansia, risti dan penyandang disabilitas dapat memanfaatkan layanan kursi roda dan skuter dari petugas resmi untuk Tawaf dan Sa’I, agar prosesnya berjalan lancar, aman dan tidak kelelahan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, seiring dengan berakhirnya fase Mina, Dodo menyampaikan pihaknya akan melakukan sweeping di tenda-tenda dan lokasi lainnya di Mina guna memastikan tidak ada jemaah haji Indonesia yang tertinggal.

Pun jika ditemukan jemaah yang tertinggal dan terpisah dari rombongannya, petugas akan mengantarkan jemaah tersebut ke hotelnya yang ada di Makkah.

“Selain jemaah, petugas juga menyisir barang-barang bawaan jemaah yang tertinggal di tenda. Setelah dikumpulkan dan didata, barang-barang tersebut dikembalikan ke jemaah melalui petugas kloter,” tutur Dodo.