HOLOPIS.COM, JAKARTA – Duta Remaja Indonesia menyelenggarakan acara diskusi dengan tema ‘Remaja Mencari Pemimpin’, yang bertujuan untuk menginkubasi ide-wacana kepemimpinan ideal dari pelbagai perspektif, mulai dari praktisi, akademisi serta elemen kepemudaan laiinnya yang memiliki dedikasi tinggi untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

Diskusi yang berlangsung pada Rabu 14 Juni 2023 ini, menghadirkan beberapa narasumber seperti Juri Ardiantoro (Deputi IV, Kepala Staff Kepresidenan), Putri A. Komarudin (Komisi XI DPR RI), Pradana Indraputra (Staff khusus Kementerian Investasi/BKPM RI), dan Ronny B. Pratama (Ketua DPD KNPI DKI Jakarta).

Dalam sambutannya, Ketua Umum Duta Remaja Indonesia, Aufar Hadi menyampaikan bahwa anak muda sebagai inisiator perubahan dan pembangunan sosial-politik dengan jumlah sumber daya manusia yang besar harus memiliki kepercayaan diri untuk ikut andil dalam proses politik, yang secara langsung akan berimplikasi pada kehidupan kita di masa yang akan datang.

“Buah pikiran atau ide-ide segar para pemuda sangat diperlukan dalam proses pembangunan sebuah bangsa, maka tuntutan peran aktif dan semangat keterlibatan politik pemuda menjadi hal yang sangat penting,” katanya dalam keterangan yang diterima Holopis.com, Kamis (15/6).

Sementara itu Deputi IV, Kepala Staff Kepresidenan, Juri Ardiantoro mengatakan memilih pemimpin itu, memilih presiden misalnya, merupakan domain partai politik. Karena Undang-undang sudah mengatur bahwa Presiden dan Wakil presiden dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik.

Meski begitu, secara normatif masyarakat masih memiliki ruang untuk dapat menyampaikan aspirasi pemimpin dan profil calon presiden ideal yang dapat diusung suatu partai politik. Sehingga partai politik layak disebut sebagai representasi kepentingan rakyat. Selama, calon presiden yang diusung sesuai dengan cita-cita dan keinginan masyarakat.

“Kita sebagai anak muda perlu satu kesadaran dalam proses pemilihan calon presiden, harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional, yaitu dengan melihat rekam jejak, integritas, prestasi, latar belakang dan komitmenya membangun sebuah bangsa,” katanya.

“Meski begitu, secara normatif masyarakat masih memiliki ruang untuk dapat menyampaikan aspirasi pemimpin dan profil calon presiden ideal yang dapat diusung suatu partai politik. Sehingga partai politik layak disebut sebagai representasi kepentingan rakyat. Selama, calon presiden yang diusung sesuai dengan cita-cita dan keinginan masyarakat.” lanjut Juri.

Sementara itu, Staff khusus Kementerian Investasi/BKPM RI, Pradana Indraputra mengatakan bahwa Selama ini di media sosial maupun konvensional, kita selalu disibukkan dengan hiruk-pikuk politik terkait dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden beserta koalisi partai pendukung.

“Sehingga kita lupa dengan gagasan yang perlu dibawa lebih dulu sebelum berkontestasi dalam Pemilu. Seharusnya, para calon presiden dan wakil presiden dapat menyesuaikan gagasannya dengan keinginan dan cita-cita anak muda,” ujarnya.

“Karena dalam hal ini Anak muda memiliki daya tawar yang tinggi dalam kontestasi politik. Bagi kita anak muda, pemimpin ideal ialah pemimpin yang visi global dan mampu mengeksekusinya, selanjutnya pemimpin juga harus memiliki keberpihakan dalam usaha ekonomi rakyat atau UMKM yang inklusif dan merata. Campaign percepatan pembangunan juga harus diutamakan dalam visi yang akan dibawa capres-cawapres mendatang,” lanjut Pradana.

Baca selengkapnya di halaman kedua.