JAKARTA, HOLOPIS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Varian lokal Indonesia B1446.2 sudah ditemukan sejak November 2020. Varian tersebut menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio juga mengungkap varian lokal Indonesia lainnya yaitu Corona B1470 telah teridentifikasi di Jawa Timur April 2020.

“Kalau yang varian B1466.2 itu sudah ada 1.255 kasus dan B1470 sudah 531 kasus di Indonesia,” jelas Prof Amin.

Prof Amin menegaskan maksud dari varian lokal masuk daftar pantauan WHO adalah peringatan. Meski belum ada satupun varian lokal Indonesia yang diklasifikasikan variant of concern (VoC) atau variant of interest (VoI), beberapa pola mutasi varian lokal memiliki mutasi yang sama seperti di VoI. Diketahui, varian yang masuk ke dalam daftar VoC atau VoI memiliki penularan lebih cepat hingga risiko gejala COVID-19 lebih buruk.

“WHO hanya mengingatkan kita bahwa varian Indonesia ini jumlahnya banyak, sempat mendominasi beberapa bulan yang lalu. Maka kita harus tetap mewaspadai karena ia memiliki beberapa pola mutasi yang juga ada di VoI,” jelas Prof Amin.

WHO mendefinisikan VoI adalah varian yang memiliki perubahan genetik dengan perkiraan mempengaruhi karakteristik virus dalam penularan, keparahan penyakit, penurunan antibodi. Salah satu varian yang masuk kategori ini adalah Varian Lambda (C.37) yang teridentifikasi pertama kali di Peru.

Varian ini juga diidentifikasi sebagai penyebab munculnya transmisi komunitas yang memicu klaster COVID-19 di banyak negara secara bersamaan, dengan peningkatan kasus yang tinggi dari waktu ke waktu.