HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam, Mahfud MD mengungkapkan kondisi korupsi yang makin marak terjadi di Indonesia. Hal itu menurut Mahfud, terlihat dari indeks persepsi korupsi yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Di tahun 2022 indeks persepsi korupsi kita terjun dari 38 ke 34. Itu membuat kita kaget. Korupsinya makin menjadi-jadi berarti,” kata Mahfud dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (11/6).
Peningkatan indeks korupsi itu pun diyakini oleh Mahfud karena ada kepentingan yang saling tarik menarik di setiap jabatan politik.
“Kesimpulannya memang terjadi conflict of interest di dalam jabatan-jabatan politik,” ungkapnya.
Yang lebih miris, konflik kepentingan itu sarat terjadibdi DPR, MA, hingga di birokrat sehingga menyebabkan terjadinya transaksi di balik meja.
“Di DPR terjadi transaksi-transaksi di balik meja, Mahkamah Agung, pengadilan bisa membeli perkara. Di pemerintah, di birokrasi sama,” bebernya.
Konflik kepentingan itulah kemudian yang menjadi peluang empuk terjadinya korupsi di tataran pejabat Indonesia.
“Di DPR ada conflict of interest. Pekerjaan anggota DPR, tapi punya konsultan hukum. Nanti kalau ada masalah, ‘tolong dibantu ini, itu’. Dibawa ke pengadilan, pengadilannya korupsi lagi. Sampai hakimnya ditangkap, jaksa ditangkap, polisi ditangkap dan seterusnya,” tutupnya.