HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengakui bahwa permasalahan penerbangan saat ini sedang menjadi kendala dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2023.
Seperti salah satu maskapai yakni Saudia Airlines. Yaqut menyalahkan kinerja maskapai tersebut yang belum siap untuk memenuhi kontrak kerja sama.
“Kalau versi Saudia Airlines mereka sepertinya belum siap pesawatnya sesuai kontrak, jadi ada pesawat mereka yang datang tidak sesuai kontrak misal seharusnya satu pesawat bisa ditempati 480 jemaah tapi faktanya yang datang kapasitasnya hanya 405 jemaah sehingga ada 75 jemaah lain yang harus menunda keberangkatan,” kata Yaqut dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (7/5).
Yaqut pun menegaskan bahwa pihaknya akan menagih komitmen maskapai asing tersebut termasuk mengenai pinalti atas kesalahan yang dilakukan pihak maskapai.
“Jadi ini yang begini jadi catatan kami dan pasti ke depan ada catatan tertentu selain di kontrak juga ada penalti, jika ada keterlambatan, tak sesuai jadwal semua ada penaltinya,” tegasnya.
Untuk maskapai Garuda Indonesia, Yaqut kemudian agak membela maskapai dalam negeri tersebut dan membawa konflik Rusia-Ukraina sebagai penyebabnya.
“Keterlambatan salah satunya karena ada spare part pesawat yang harus didatangkan dari Lituania ini membutuhkan waktu, ini kalau versi Garuda, sementara global supply chain itu sekarang semua terganggu akibat perang Rusia-Ukraina,” klaimnya.
“Jadi ini salah satu faktor keterlambatan oleh spare part yang belum tersedia,” imbuhnya.
Yaqut kemudian mengklaim bahwa dirinya telah dikonfirmasi bahwa Kementerian Perhubungan akan bicara ulang dengan dua maskapai tersebut agar tidak ada lagi keterlambatan dalam mengangkut jemaah haji.