HOLOPIS.COM, SUMUT – Pemerintah Kota (Pemkot) Binjai mengakui adanya aksi pembubaran paksa yang dilakukan terhadap kegiatan ibadah jemaat Gereja Mawar Sharon (GMS).

Kepala Dinas Kominfo Kota Binjai, Sofyan Siregar pun menyatakan, aksi pembubaran itu hanya karena masyarakat beragama Kristen di lokasi tersebut adalah minoritas, sehingga dianggap tidak sesuai untuk melakukan kegiatan ibadah.

“Mungkin tempatnya itu kurang pas karena lingkungannya banyak Islam,” kata Sofyan dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/6).

Sofyan pun mengklaim bahwa saat ini pihaknya mengupayakan adanya jalan tengah agar warga Nasrani bisa tetap menjalankan ibadah mereka dengan aman.

“Poinnya kita akan melakukan musyawarah mufakat, intinya Pemerintah Kota Binjai tidak ada membatasi tempat peribadatan,” klaimnya.

Di sisi lain, Sofyan kemudian malah menuduh bahwa tempat yang digunakan tersebut tidak memiliki ijin sebagai rumah ibadah dan hanya ada izin usaha.

“Kemudian izinnya pun bukan izin rumah ibadah, dan itu yang akan kita carikan solusinya dalam waktu dekat,” dalihnya.

Lokasi yang dijadikan tempat ibadah oleh jemaat tersebut merupakan warung kopi dengan dua lantai. Di mana di lantai satu warung kopi, sedangkan lantai dua dijadikan tempat ibadah.

Sebelumnya diberitakan, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyayangkan atas kembali terjadinya aksi intoleransi yang menimpa rumah ibadah umat kristiani.

Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI, Pendeta Henrek Lokra mengungkapkan, di bulan Mei 2023 saja, setidaknya sudah terjadi aksi pembubaran jemaat di tiga wilayah berbeda.

“Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengecam keras aksi pembubaran ibadah secara paksa dan provokatif yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat terhadap jemaat Gereja,” kata Henrek Lokra, Rabu (31/5).

Henrek kemudian membeberkan, aksi kekerasan tersebut terjadi di Gereja Mawar Sharon (GMS) Binjai pada Jumat, 19 Mei 2023 di Kelurahan Satia, Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara.

Kemudian pada 19 Mei 2023 terjadi di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gihon di Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

Lokasi ketiga diketahui terjadi di Gereja Bethel Indonesia (GBI) dengan aktivitas pendidikan Agama Kristen pada 28 Mei 2023 di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.