HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EN LMND), Muhammad Asrul mendorong agar para elite politik baik Capres Cawapres hingga Caleg dan Calon Kepala Daerah untuk mengangkat isu pendidikan sebagai bagian dari narasi dan gagasan politik yang ingin diperjuangkan nantinya.

“LMND dalam pemilu 2024 mendorong agar politik gagasan di kedepankan khususnya isu pendidikan,” kata Asrul kepada Holopis.com yang dikutip Sabtu (27/5).

Ia juga mengharapkan agar pertarungan calon pemimpin masa depan di Pemilu 2024 tidak didegradasi dengan narasi-narasi sentimental atau rasial kepada lawan politik. Sebab, ia berharap iklim demokrasi nanti bisa menghasilkan figur terbaik untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara agar menjadi lebih baik di kemudian hari.

“Seluruh figur dan partai politik harus punya kesadaran bersama untuk untuk mendorong ini dan mulai meminimalisir sentiment antar figur maupun pendukung figur baik di tataran elitnya maupun akar rumput,” tuturnya.

Untuk memastikan politik kebangsaan dan gagasan menjadi dominasi dan mendegradasi politik transaksional dan sentimental belaka, Asrul berharap agar para penyelenggara pemilu juga aktif dalam melakukan monitoring dan pemberian tindakan tegas bagi para pelanggar pemilu.

“Di sinilah peran penyelenggara pemilu termasuk memasifkan sosialisasi mengenai pemilu jurdil secara masif sampai lapisan akar rumput,” tandasnya.

Kemudian, ia juga berharap agar para penyelenggara pemilu baik KPU maupun Bawaslu tetap menjaga integritas dan independensinya.

“Selain itu, penyelenggara pemilu harus memastikan independensi mereka dalam proses dan pelaksanaan pemilu ke depan, khususnya bagi KPU. Fungsi pengawasan dan kontroling dari Bawaslu sangat penting termasuk civil society,” paparnya.

Soal isu pendidikan, ia menilai bahwa segmen itu sangat jelas. Terlebih kata dia, Pemilu 2024 akan didominasi oleh kelangan pemilih remaja yang masih perlu mengakses layanan pendidikan, baik SMA hingga perguruan tinggi.

“Pemilu 2024 ini, anak muda sebagai penentu kemenangan karena secara kuantitatif dalam DPT jumlah kita 54 %. Kita harus menyadari posisi strategis ini dan mendorong agar pemilu 2024 mengutamakan politik gagasan dan mulai mendorong isu dan wacana pendidikan menjadi isu strategis,” seru Asrul.

Baca selanjutnya di halaman kedua