HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka, memperkuat kerja sama militer antara TNI dengan Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab (PEA), serta membangun ikatan saling percaya atau mutual trust di antara kedua belah pihak.
Selain itu, momentum ini juga digunakan untuk melaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama di bidang militer dalam bentuk arrangement, yang diketahui telah tertunda selama dua tahun. Pertemuan ini dilakukan di Markas Besar Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab pada Rabu (24/5).
Dalam kunjungannya, Yudo Margono diterima dengan upacara jajar kehormatan dan dilanjutkan pertemuan bilateral dengan The Chief of Staff of The UAE Armed Forces, Lieutenant General Engineer H.E. Issa Al Mazrouei. Setelah itu, kedua Panglima Angkatan Bersenjata melaksanakan penandatanganan pengaturan kerjasama, pada bidang militer sebagai payung hukum pelaksanaan kegiatan kerja sama militer kedua negara.
Tak hanya itu, kunjungan Yudo Margono ini sekaligus menjadi bagian dari diplomasi militer yang dilakukan oleh TNI kepada negara-negara sahabat guna meningkatkan kerjasama militer antara kedua belah pihak. Meski demikian, kerjasama militer hanyalah output diplomasi militer yang bertujuan membangun mutual trust, serta common understanding.
Sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com pada Jumat (26/5). Kerjasama yang terjalin antara TNI dan Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab dimulai sejak hubungan diplomatik kedua negara terjalin, yaitu pada tahun 1976.
Tak sampai disitu, kedua negara juga aktif ikut serta dalam keanggotaan di beberapa organisasi Internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations, Gerakan Non-Blok (GNB), Indian Ocean Rim Association (IORA), Organisasi kerjasama Islam (OKI), serta The Indian Ocean Naval Symposium (IONS).
Sehingga menunjukan adanya komitmen yang sama dalam mewujudkan perdamaian dunia dan stabilitas keamanan kawasan, khususnya kawasan Samudera Hindia. Itu sebabnya, perlu dibuatnya turunan MoU berupa pengaturan pelaksanaan kerja sama militer agar lebih terencana dan terprogram.
Selanjutnya, dengan ditandatanganinya perjanjian militer tersebut diharapkan dapat menjadi dasar guna meningkatkan kerjasama militer di berbagai bidang, serta terciptanya hubungan mutualisme dalam meningkatkan operabilitas dan profesionalisme angkatan bersenjata kedua negara pada masa mendatang.