JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono menilai bahwa bukan hanya Indonesia saja yang mengalami kegamangan dengan munculnya varian Delta Covid-19, melainkan hampir seluruh negara di dunia.
“Delta telah membuat limbung banyak negara, termasuk Indonesia,” kata Pandu, Senin (19/7).
Varian baru Covid-19 tidak akan berhenti di Delta saja, apalagi saat ini banyak varian Covid-19 akibat dari mutasinya virus tersebut.
Bahkan kata Pandu, masih ada kemungkinan besar varian-varian yang lebih berbahaya akan bermunculan karena proses mutasi virus tersebut, bahkan lebih bahaya dari Delta yang saat ini masih menjadi common enemy hampir semua negara di dunia.
“Ingat SarsCov2 berasal dari keluarga virus yang mudah bermutasi. Delta bukan yg terakhir, mutan-mutan baru yang lebih berbahaya akan hadir di tengah kita,” ujarnya.
Potensi ancaman semacam ini menurut Pandu, perlu ada antisipasi yang serius dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Upaya strategis harus diambil untuk mengantisipasi munculnya varian-varian baru itu.
“Perlu respon nasional pandemi yang strategis,” tuturnya.
Di sisi lain, dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) tersebut menyarankan kepada pemerintah, agar pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) bersifat darurat tidak terlalu lama diberlakukan.
“PPKM Darurat itu sementara, jangan lebih dari 1 bulan,” harapnya.
Namun, ia menyerukan kepada semua masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan yakni 3M, antara lain ; memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
Kemudian, pemerintah juga harus bisa melakukan tracing, tracking dan treatment semaksimal mungkin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan Covid-19 dengan baik.
“Harus tingkatkan perilaku 3M, wajibkan pakai masker bagi semua. Tes-Lacak-Isolasi tidak boleh kendor,” tegasnya. (MIB)