JAKARTA, HOLOPIS.COM – Dokter bedah estetika sekaligus penyanyi jazz, dr. Teuku Adifitrian alias dr Tompi mengingatkan risiko besar yang diterima oleh mereka yang tetap ngotot menggelar shalat iduladha (shalat id) di tengah situasi seperti saat ini.
Apalagi bagi mereka yang berada di zona merah Covid-19. Sebaiknya memikirkan betul dampak buruknya ketika tetap memaksakan diri menjalankan shalat id.
“Untuk yang masih bersikeras mau shalat iduladha, ingat ya. kalau sampai sakit, nyari RS (rumah sakit) gak bakal mudah,” kata Tompi, Minggu (18/7).
Menurut Tompi, yang jauh lebih penting saat ini adalah bagaimana upaya bersama seluruh masyarakat untuk tidak sampai tertular Covid-19, sehingga kesehatan diri tetap terjaga, begitu juga dengan kesehatan orang lain termasuk keluarga tercinta.
“Jadi mari sama-sama menjaga untuk tidak ketularan dulu,” tuturnya.
Dikatakan Tompi, jika memang tetap memaksakan diri menggelar shalat id tahun ini apalagi bagi mereka yang berada di zona merah, dan ketika memang sampai ada yang terpapar Covid-19, maka tangisan demi tangisan tidak akan ada gunanya. Karena edukasi dan peringatan dini sudah disampaikan agar semuanya tetap terbebas dari penularan virus korona.
“Gak ada gunanya nanti nangis marah kalau sampai ada kerabat sakit gak kebagian tempat, karena gak mungkin semua disulap jadi RS darurat,” pungkasnya.
Terkait dengan pelaksanaan shalat iduladha tahun ini, Ketua bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis sudah memberikan pandangannya, bahwa pelaksanaan shalat id masih bisa dijalankan di masjid atau halaman terbuka.
Diperbolehkannya shalat id tersebut hanya khusus mereka yang berada di zona hijau Covid-19. Pun demikian, pelaksanaannya harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, khususnya menjaga jarak aman antar jamaah satu dengan jamaah lainnya.
Sementara bagi mereka yang berada di zona merah dan kuning, sebaiknya tidak melaksanakan shalat id secara terbuka. Bisa dilakukan di rumah saja dengan keluarga masing-masing.
“Di zona merah dan kuning shalat dan takbir di rumah, area hijau silakan takbir dan shalat berjemaah dengan menaati protokol kesehatan. Ingat harus koordinasi dengan pemerintah setempat,” kata kiai Cholil Nafis, Minggu (18/7) kemarin.
Yang ditekankan MUI dalam konteks pelaksanaan iduladha tahun ini adalah meminimalisir kerumunan sehingga penularan virus korona bisa diminimalisir.
“Tetap takbiran dan tetap shalat iduladha dan qurban tapi tetap hindari kerumunan,” tambahnya. (MIB)