HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mencatat realisasi pembiayaan utang pada periode awal tahun ini, yakni Januari 2023 yang sebesar Rp95,6 triliun.
Nilai dari pembiayaan utang yang didapat dari penerbitan utang tersebut sebesar 13,7 persen dari target utang pemerintah di tahun ini, yang sebesar Rp696,3 triliun.
“Secara keseluruhan, pembiayaan utang Januari 2023, kami sudah merealisasikan Rp95,6 triliun atau 13,7 persen dari target tahun ini,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA yang dikutip Holopis.com, Sabtu (25/2).
Adapun realisasi pembiayaan utang pada periode tersebut terdiri atas penerbitan utang dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), yang secara neto sebesar Rp99,4 triliun.
Sri Mulyani menuturkan. nominal penerbitan SBN pada Januari tersebut melesat dibandingkan Januari tahun sebelumnya, yang tercatat minus Rp16 triliun.
“Ini menggambarkan masyarakat sudah mulai mendiversifikasi investasinya, tidak hanya sekedar tabungan, mereka melihat SBN sebagai instrumen yang bisa dipercaya,” katanya.
Bendahara keuangan negara ini juga mengatakan, pada awal 2023, untuk pertama kalinya SBN Ritel (SBR012) terbit sebesar Rp22,2 triliun dalam dual tenor, yakni 2 dan 4 tahun.
Penerbitan dari SBN ritel ini dibeli oleh 62.375 investor dan tingkat ritel yang tinggi sepanjang penerbitan SBN ritel online. Alhasil, bisa memperkuat literasi keuangan dan memperdalam pasar keuangan domestik.
Kemudian, pemerintah juga telah menjual SBN valas sebesar US$ 3 miliar atau setara Rp46,8 triliun pada periode Januari 2023. Menurutnya, penerbitan ini adalah waktu terbaik yang bisa dimanfaatkan pemerintah, karena kondisi pasar yang kondusif.
Kemudian, Sri Mulyani juga menyampaikan realisasi pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman pada Januari tercatat minus Rp3,7 triliun. Nilai dari realisasi ini lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar Rp12,9 triliun.