HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengajukan Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028. Pengajuan itu telah diserahkan Istana ke DPR pada Rabu (23/2) lalu.
Dengan demikian, Perry Warjiyo akan kembali menjadi orang nomor satu di Bank Sentral Indonesia setelah masa jabatannya di periode ini habis pada 23 Maret 2023 mendatang.
Terpilihnya kembali Perry Warjiyo sebagai orang nomor satu di Bank Indonesia tentu akan berdampak positif terhadap kebijakan moneter Indonesia. Hal itu sebagaimana disampaikan Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah.
“Tentu ada dampak positifnya,”.terang Piter dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Jumat (24/2).
Apabila Perry terpilih kembali menjadi Gubernur BI, menurut Piter, kebijakan BI akan tetap berjalan sebagaimana saat ini.
Begitu pun dengan koordinasi dan kerjasama yang berlangsung antara BI dan pemerintah melalui Kemenko Perekonomian, serta Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP).
“Karena ada jaminan tidak ada perubahan kebijakan yang drastis di Bank Indonesia nanti ketika Pak Perry kembali terpilih,” ungkapnya.
Meski begitu, Piter menegaskan masih terlalu awal untuk menyebut Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI periode 2023-2028, karena DPR hingga kini masih belum memberikan persetujuan kepada calon tunggal tersebut.