HOLOPIS.COM, JAKARTAStonewalling berasal dari kata “stone” dan “walling” yang diartikan sebagai sikap diam dan abai dari pasangan saat kalian sedang mengalami konflik.

Umumnya, stonewalling dilakukan tanpa sadar sebagai cara untuk menenangkan diri guna mengurangi ketegangan atau rasa takut dengan konflik terbuka.

Namun, sikap stonewalling ini juga bisa menjadi silent treatment jika dilakukan dengan sadar atau sengaja sebagai upaya “menghukum” dan memanipulasi pasangannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Tanda-Tanda Stonewalling

Stonewalling biasanya lebih banyak dilakukan oleh pria daripada wanita. Mereka yang melakukan sikap ini akan menjauhi diskusi yang dapat memicu stres.

Berikut adalah tanda-tanda stonewalling yang dapat dikenali:

1. Menolak untuk mengakui perilaku diamnya

2. Menolak menjawab pertanyaan

3. Mengabaikan kamu saat berbicara

4. Menghindari pembicaraan topik tertentu

5. Membuat tuduhan-tuduhan kepadamu

6. Menolak kontak mata dan justru membuat bahasa tubuh yang merendahkan, seperti menutup atau memutar mata

7. Mencari kesibukan lain saat kamu ingin membicarakan tentang konflik yang sedang kalian alami.

Lantas, apa saja yang perlu dilakukan jika kamu mendapatkan perilaku stonewalling?

Berikut ini adalah tips untuk menghadapi stonewalling:

– Tenangkan dirimu dulu dan hindari memaksanya untuk berbicara.

– Evaluasi masalah yang sedang kalian alami dengan pikiran jernih. Kalau konflik tersebut terjadi karena kesalahanmu, jangan ragu untuk minta maaf.

– Lakukan pendekatan dengan lembut dan beri waktu pasangan untuk menenangkan diri karena mungkin masalah tersebut membuatnya merasa malu atau sakit hati.

– Jangan marah atau memakinya karena akan membuat masalah makin runyam. Lebih baik, luapkan emosimu dengan cara yang lebih sehat, misalnya menarik napas panjang, membuat doodle, meditasi, atau yoga.